Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Buah-buahan Australia Tertahan Di Beberapa Pelabuhan China, Korban Baru Perang Dagang Canberra Dan Beijing?

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Senin, 26 April 2021, 14:29 WIB
Buah-buahan Australia Tertahan Di Beberapa Pelabuhan China, Korban Baru Perang Dagang Canberra Dan Beijing?
Anggur Australia/Net
rmol news logo Belum lama bersitegang soal pemutusan hubungan kerja sama Belt and Road oleh Australia, muncul kabar yang mengatakan bahwa  anggur asal Australia dan buah-buahan lainnya menghadapi inspeksi dan penundaan di beberapa pelabuhan.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Menurut laporan, China kembali mengambil langkah-langkah ketat untuk memeriksa buah-buahan impor, sebagai upaya membendung penyebaran Covid-19 ketika pandemi global meningkat lagi. Namun, beberapa pihak menduga ini ada hubungannya dengan memburuknya hubungan antara Beijing dan Canberra.

Masih belum jelas kapan tumpukan anggur Australia yang menunggu untuk diperiksa akan ditebang, tetapi importir China sudah bergerak untuk mengurangi proporsi buah Australia karena keuntungan yang rendah dan hubungan bilateral yang memburuk, sambil meningkatkan impor dari sumber lain seperti Selandia Baru dan Thailand.

Laporan penundaan tersebut datang ketika hubungan bilateral semakin menurun setelah Canberra menggunakan undang-undang anti-China untuk merobek perjanjian yang ditandatangani antara negara bagian Victoria dan China mengenai Belt and Road Initiative. China sendiri telah berjanji untuk mengambil tindakan balasan yang tegas, tetapi belum mengumumkannya sejauh ini.

Namun, beberapa orang dalam industri yang mengetahui masalah tersebut membantah dengan mengatakan, bahwa penundaan izin untuk anggur Australia terutama karena epidemi yang sedang berlangsung di Australia ,dan kebutuhan untuk melakukan tes asam nukleat pada buah impor untuk melindungi kesehatan masyarakat.

“Ini adalah praktik normal untuk pencegahan epidemi,” kata mereka, seperti dikutip dari Global Times, Senin (26/4).

“Memang ada banyak kontainer anggur Australia yang menunggu untuk diperiksa di pelabuhan ... pihak berwenang sedang bekerja ekstra untuk membersihkan simpanan,” kata seorang sumber yang mengetahui masalah tersebut, seraya menambahkan bahwa masih belum jelas kapan simpanan tersebut dapat dibersihkan.

“Pengiriman buah lainnya dari Australia juga sedang diperiksa,” kata sumber itu.

Seorang manajer di Shenzhen Huitong, sebuah perusahaan logistik yang berbasis di Shenzhen, Provinsi Guangdong China Selatan, mengatakan bahwa anggur Australia sedang ditimbun untuk uji asam nukleat.

“Prosesnya bisa memakan waktu hingga tujuh hari. Tetapi proses pemeriksaan juga berlaku untuk banyak barang lain dari negara-negara yang dilanda epidemi,” katanya.

Beberapa laporan media asing mengklaim penundaan bea cukai itu "mungkin korban terbaru" dari hubungan bilateral yang buruk. Itu juga mencerminkan meningkatnya kegelisahan eksportir Australia karena pemerintah mereka tanpa henti menarik hubungan bilateral ke jurang yang dalam.

Reuters melaporkan pada hari Jumat bahwa anggur meja Australia telah mengalami penundaan yang lama di pelabuhan China selama tiga minggu terakhir. Mengutip Jeff Scott, CEO Australian Table Grape Association, Reuters mengatakan bahwa sekitar 400 atau 500 kontainer yang membutuhkan waktu antara lima dan 10 hari lebih lama dari biasanya untuk dibersihkan.

“Setelah itu, China bergerak untuk membatasi impor jelai, daging sapi, kapas, dan makanan laut Canberra - dan yang mungkin menjadi korban terakhir, para petani anggur Australia yang mengalami penundaan bea cukai,” kata laporan itu.

Pada musim 2019-2020, lebih dari 220.000 ton anggur meja Australia ditanam, dengan 70 persennya diekspor, dan China adalah pasar terbesar untuk anggur Australia. Nrgara ini mengambil sekitar 41,3 persen dari total panen, diikuti oleh Indonesia dan Jepang masing-masing sebesar 8,8 dan 7,5 persen, menurut data dari Australian Table Grape Association.

Namun, beberapa importir buah mengatakan bahwa mereka telah mengurangi impor buah-buahan Australia, termasuk anggur, sejak awal tahun ini karena berbagai alasan "di luar kendali mereka".

Pada bulan Januari dan Februari, China mengimpor 1.238 ton anggur segar dari Australia, turun 38,8 persen tahun ke tahun, dengan total nilai 5,29 juta dolar, turun 30,1 persen tahun ke tahun, menurut data yang dibagikan Asosiasi Pemasaran Buah China.

Seorang rekan peneliti di Akademi Perdagangan Internasional dan Kerjasama Ekonomi China, Song Wei mengatakan, meskipun alasan penundaan anggur Australia akibat penegetatn pemeriksaan, hal ini telah menimbulkan kekhawatiran dan spekulasi di antara pebisnis Australia, terutama karena memburuknya hubungan China-Australia baru-baru ini.

“Bisnis di kedua sisi memiliki ekspektasi negatif untuk kerjasama ekonomi dan perdagangan China-Australia. Tidak hanya eksportir anggur Australia akan menafsirkannya secara berlebihan, investor China juga akan secara aktif mencari pasar alternatif, yang secara langsung akan mempengaruhi investasi langsung China di Australia,” kata Song. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA