Hal itu diungkap oleh Perdana Menteri negara baggian Saxony, Michael Kretschmer ketika berada di Rusia pada Kamis (22/4).
Ia mengatakan, pembelian vaksin Sputnik V itu akan dilakukan pada Juni, Juli, dan Agustus, hingga regulator obat-obatan Eropa, EMA, memberikan izin penggunaannya, seperti dikutip
Reuters.
Awal bulan ini, Menteri Kesehatan Jerman Jens Spans mengatakan pihaknya sedang bernegosiasi dengan Rusia terkait pembelian Sputnik V.
Namun Spahn mengatakan, pembelian hanya akan dilakukan jika telah memenuhi persetujuan EMA.
"Jadi saya mewakili Jerman saat pertemuan para menteri kesehatan Uni Eropa mengatakan bahwa kita (Jerman) akan mengadakan pembicaraan bilateral dengan Rusia," ujarnya pada 8 April.
Hingga saat ini, Jerman sendiri baru memvaksinasi sekitar 13 persen populasinya.
Lambatnya program vaksinasi di Jerman dikarenakan masalah pasokan, di mana Jerman masih bergantung pada vaksin yang dikoordinasikan oleh Uni Eropa.
Gangguan pasokan vaksin Uni Eropa sendiri membuat sejumlah negara anggotanya berupaya untuk mengamankan dosis secara mandiri.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: