Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Australia Batalkan Kesepakatan Belt And Road Initiative, China: Yang Rugi Mereka Sendri

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Kamis, 22 April 2021, 08:19 WIB
Australia Batalkan Kesepakatan Belt And Road Initiative, China: Yang Rugi Mereka Sendri
Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne/Net
rmol news logo Kedutaan Besar China di Australia mengkritik langkah Pemerintahan Scott Morrison yang akan membatalkan perjanjian yang ditandatangani antara negara bagian Victoria dan China untuk bekerja sama di bawah Belt and Road Initiative (BRI).
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Mereka memperingatkan bahwa langkah tersebut akan membawa kerusakan lebih lanjut pada hubungan bilateral dan hanya akan merugikan Australia.

Sebelumnya, dalam sebuah pernyataan pada Rabu (21/4) malam waktu setempat, Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne mengatakan bahwa nota kesepahaman dan perjanjian kerangka kerja yang ditandatangani Victoria dengan China sehubungan dengan BRI telah dibatalkan berdasarkan undang-undang veto Persemakmuran yang baru, mengklaim "perjanjia itu tidak sesuai dengan kebijakan luar negeri Australia atau menyakiti hubungan luar negerinya. "

Ini adalah pertama kalinya pemerintah federal Australia menggunakan undang-undang veto baru, yang mengizinkannya untuk membatalkan perjanjian yang dilakukan negara bagian dan teritori dengan negara lain, lapor media. Undang-undang tersebut telah secara luas dianggap sebagai langkah yang menargetkan China.

Menanggapi langkah tersebut, juru bicara dari Kedutaan Besar China di Australia mengatakan bahwa langkah tersebut sebagai sesuatu yang "tidak masuk akal dan provokatif" lain yang diambil oleh Australia terhadap China.

“Ini lebih lanjut menunjukkan bahwa pemerintah Australia tidak memiliki ketulusan dalam meningkatkan hubungan China-Australia. Hal itu pasti akan membawa kerusakan lebih lanjut pada hubungan bilateral, dan hanya akan merugikan dirinya sendiri,” kata juru bicara itu, seperti dikutip dari News, Kamis (22/4).

Langkah terbaru Australia itu dilakukan ketika hubungan bilateral China-Australia hampir mencapai titik beku, dan hubungan perdagangan dan ekonomi juga telah terganggu secara serius, setelah Canberra meluncurkan serangkaian kebijakan anti-China.

Para analis mengatakan langkah terbaru Canberra bisa semakin menjerumuskan hubungan bilateral yang sudah membeku ke jurang yang lebih rendah dan mengancam gangguan serius lebih lanjut pada perdagangan dan hubungan ekonomi. Itu mungkin memerlukan tanggapan yang sesuai dari China, tambah mereka. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA