Parlemen Belanda pada Kamis (25/2) mengeluarkan mosi tidak mengikat yang menyebutkan perlakuan terhadap minoritas Muslim Uighur di China sama dengan genosida.
"Genosida terhadap minoritas Uihur sedang terjadi di China," begitu mosi tersebut, seperti dimuat
Reuters.
Mosi itu menyatakan bahwa tindakan seperti mencegah kelahiran dan memiliki kamp hukuman dinyatakan genosida berdasarkan Resolusi PBB 260, atau umumnya dikenal sebagai konvensi genosida.
Kendati begitu, parlemen tidak secara langsung menyebut bahwa pemerintah China yang bertanggung jawab atas genosida tersebut.
Anggota parlemen Sjoerd Sjoerdsma dari Partai D-66 yang mengajukan mosi itu juga mengusulkan agar Belanda melobi Komite Olimpiade Internasional untuk memindahkan Olimpiade Musim Dingin 2022 dari Beijing.
Menanggapi mosi itu, Kedutaan Besar Cina di Den Haag buka suara. Mereka mengatakan setiap upaya yang menyebut genosida di Xinjiang adalah sebuah kebohongan dan parlemen Belanda dengan sengaja mencoreng serta mencampuri urusan dalam negeri China.
Dalam pernyataan di situs webnya, Kedutaan Besar China di Den Haag mengatakan populasi Uighur di Xinjiang telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir, menikmati standar hidup yang lebih tinggi, dan harapan hidup yang lebih lama.
“Bagaimana Anda bisa menyebut ini sebagai genosida? Masalah terkait Xinjiang tidak pernah tentang hak asasi manusia, etnis atau agama, tetapi tentang memerangi terorisme kekerasan dan suksesi," tulis kedutaan.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: