Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Kang Ace, Ikaluin, Dan Sinergitas Memajukan UIN Syarif Hidayatullah

Minggu, 27 Desember 2020, 14:27 WIB
Kang Ace, Ikaluin, Dan Sinergitas Memajukan UIN Syarif Hidayatullah
Tb. Ace Hasan Syadzily/Net
MUSYAWARAH Nasional (Munas) Ikatan Alumni Universitas Islam Negeri (Ikaluin) Syarif Hidayatullah Jakarta yang berakhir pada Sabtu (26/12) telah memilih Dr. H. Tb. Ace Hasan Syadzily menjadi Ketua Umum Ikaluin periode 2020-2024.

Tb. Ace Hasan Syadzily terpilih secara demokratis melalui sistem e-voting. Tb. Ace Hasan Syadzily jauh mengungguli kandidat lain dengan memperoleh 1.209 suara. Sedangkan kandidat lainnya, Asrorun Ni’am memperoleh 317 suara, Ahmad Tholabi Kharlie 23 suara, dan Mustholih Siradj 7 suara.
 
Sebagai alumni Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, dulu bernama Institut Agama Islam Negeri atau IAIN Syarif Hidayatullah, dan saya lulus pada tahun 1990, saya menyambut gembira terpilihnya Kang Ace, sapaan Dr. H. Tb. Ace Hasan Syadzily.

Saya menaruh harapan di bawah kepemimpinan Kang Ace, Ikaluin akan banyak berkontribusi untuk kemajuan UIN Syarif Hidayatullah.

Menurut saya, Kang Ace sangat mumpuni untuk mengemban jabatan Ketua Umum Ikaluin. Secara akademik, Kang Ace adalah figur yang memiliki latarbelakang pendidikan komplit (Sarjana S-1 Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Sarjana S-2 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, dan S-3 Bidang Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Padjadjaran Bandung).

Saat ini selain sebagai politisi Partai Golkar yang disibukkan dengan urusan legislasi di DPR, Kang Ace juga masih mengajar di almamaternya, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jadi, untuk memenuhi kebutuhan intelektualitas dalam menjalankan tugasnya sebagai Ketua Umum Ikaluin, Kang Ace sangat mumpuni.

Secara politis, posisi Kang Ace di DPR RI juga sangat mendukung. Saat ini Kang Ace menduduki jabatan sebagai Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI. Komisi VIII adalah satu dari sebelas Komisi di  Komisi VIII DPR RI merupakan satu dari 11 (sebelas) Komisi yang ada di DPR RI yang mempunyai ruang lingkup tugas di bidang agama, bidang sosial, bidang kebencanaan, serta bidang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.

Sedangkan mitra kerja Komisi VIII DPR RI adalah: Kementerian Agama, Kementerian Sosial, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak; Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS), Badan Wakaf Indonesia, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dan  Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH).

Terkait dengan Kementerian Agama sebagai salah satu mitra kerja Komisi VIII, peran Kang Ace sangat strategis. UIN Syarif Hidayatullah merupakan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) yang pengelolaannya di bawah Kementerian Agama. Selain UIN, PTKIN yang pengelolaannya di bawah Kementerian Agama adalah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) dan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN).

Sebagai alumni dan sebagai dosen UIN Syarif Hidayatullah, tentu saja Kang Ace paham betul mengenai cita-cita ideal, misi, tantangan dan kendala pengembangan yang dihadapi oleh Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN), khususnya UIN Syarif Hidayatullah. Salah satu masalah yang kerap dikeluhkan kalangan PTKIN adalah adanya ketimpangan anggaran antara PTKIN dengan tinggi umum negeri yang pengelolaannya di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kalangan lembaga pendidikan agama negeri merasa mendapatkan anggaran yang lebih kecil dibandingkan dengan lembaga pendidikan negeri umum.

Kepala  Biro Humas, Data, dan Informasi Kementerian Agama (Kemenag) Mastuki dalam beberapa kesempatan menegaskan bahwa anggaran untuk pendidikan yang dikelola Kementerian Agama lebih rendah dibanding anggaran untuk pendidikan yang dikelola Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Pada tahun anggaran 2019, anggaran yang dikelola Kementerian Agama sebesar Rp 51,9 triliun. Anggaran tersebut bukan hanya untuk pengelolaan pendidikan tetapi untuk berbagai kegiatan dan bidang yang berada di bawah Kementerian Agama.

Sedangkan anggaran untuk pendidikan yang dikelola Kemnterian Pendidikan dan Kebudayaan sebesar Rp 36 triliun dan Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi sebesar Rp 42,2 triliun. (Liputan6.com, 19 Maret 2019). Jika digabungkan menjadi Rp 78,2 triliun (Rp 36 triliun ditambah Rp 42,2 triliun)

Pada tahun 2021 nanti, anggaran APBN yang dialokasikan untuk Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2021 sebesar Rp 81,53 triliun. Angka tersebut menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani merupakan angka terbesar keenam di urutan kementerian. Sedangkan anggaran terbesar berada di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yaitu sebesar Rp 149,8 triliun (CNBC Indonesia.com, 20 Agustus 2020).
 
Sedangkan anggaran untuk Kementerian Agama pada tahun 2021 sebesar Rp 66,961 triliun. Dari total angka tersebut, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, yang membidangi berbagai jenjang pendidikan keagamaan dari Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah Negeri, dan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri, mendapat alokasi anggaran Rp 52,523 triliun (dpr.go.id, 15 September 2020).
 
Nah, sebagai pimpinan Komisi VIII DPR RI, Kang Ace tentu punya bargaining posision untuk memperjuangkan kepentingan UIN dan PTKIN pada umumnya. Apalagi Kang Ace termasuk wakil rakyat yang selama ini cukup artikulatif menyuaarakan kepentingan rakyat karena kemampuannya dalam memainkan seni komunikasi politik.

Ditambah lagi Kang Ace pernah menjabat sebagai juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin. Tentu saja dalam melobi pimpinan Komisi  VIII  dan anggota dari Fraksi lain tidak akan mengalami hambatan yang berarti.

Bukankah sebagaian besar anggota DPR itu berasal dari partai pendukung Presiden Joko Widodo dan Wapres  Maruf Amin? Tentu saja Kang Ace mampu menyampaikan argumen dan menyampaikannya dengan baik di parlemen.
 
Selain dapat memainkan perannya melalui jalur politik di DPR untuk mendukung pengembangan UIN Syarif Hidayatullah dan juga PTKIN lainnya tentu saja, Kang Ace juga dapat menghimpun dan menyatukan potensi-potensi yang dimiliki para alumni UIN Syarif Hidayatullah.

Saat ini cukup banyak alumni UIN Syarif Hidayatullah  yang punya posisi strategis di pemerintahan, lembaga-lembaga negara, BUMN maupun swasta serta di berbagai media. Saat ini potensi-potensi yang dimiliki para alumni masih “berserakan” dan belum disatukan dan dioptimalkan potensinya untuk mendukung pengembangan almamater mereka. Setidaknya mereka dapat membantu merumuskan cita-cita ideal UNI Syarif Hidayatullah dan membantu funding.  

Insya Allah kita akan segera melihat Kang Ace selaku Ketua Umum Ikaluin dan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Prof. Dr. Amany Lubis, MA bersinergi dan “bergandengan tangan dengan mesra” membangun almamater mereka menjadi sebuah Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri yang modern kelas dunia dengan keunggulan keilmuan, keislaman dan keindonesiaan sesuai dengan visi perguruan tinggi tersebut.

Semoga harapan Kang Ace  ingin menjadikan Ikaluin sebagai rumah bersama untuk menjadi organisasi saling berkeluh kesah, bernostalgia dan untuk kepentingan yang lebih besar lagi, bagi umat, bangsa dan negara dapat segera terwujud. rmol news logo article

Kawiyan

Alumni UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, mantan jurnalis Liputan 6 SCTV, dan saat ini menjabat Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Daerah/KPID DKI Jakarta

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA