Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Jangan Terkecoh Ulah Trump

 OLEH: <a href='https://rmol.id/about/dr-muhammad-najib-5'>DR. MUHAMMAD NAJIB</a>
OLEH: DR. MUHAMMAD NAJIB
  • Kamis, 24 Desember 2020, 16:35 WIB
Jangan Terkecoh Ulah Trump
Donald Trump/Net
SISA masa jabatan Presiden Amerika Donald Trump hanya dalam hitungan hari, mengingat posisinya akan diambil-alih oleh Presiden Amerika terpilih Joe Biden pada 20 Januari mendatang.

Biden telah berjanji akan melanjutkan tradisi Presiden Amerika yang berasal dari Partai Demokrat untuk mengambil sikap yang lebih adil terkait konflik Palestina-Israel.

Lebih dari itu Biden juga telah menegaskan akan menggunakan perjanjian Oslo yang ditandatangani oleh kedua belah pihak pada tahun 1993 yang menggunakan prinsip Two States Solution.

Sikap ini sejalan dengan sikap PBB dan mayoritas negara di dunia, termasuk negara-negara yang tergabung dalam Uni Eropa.

Biden juga menegaskan akan kembali pada prinsip multilateralisme sebagai pedoman terkait kebijakan luar negrinya Amerika Serikat.

Sikap ini berlawanan dengan sikap dan berbagai kebijakan luar negri Amerika di bawah Donald Trump yang menggunakan prinsip unilateralisme.

Karena itu tidak berlebihan jika dikatakan bahwa Biden akan memgoreksi berbagai kebijakan yang telah diambil Trump, yang bukan saja bertentangan dengan prinsip umum yang telah disepakati dalam pergaulan internasional, akan tetapi juga bertentangan dengan berbagai prinsip dan tradisi yang dibangun dan diinisiasi oleh Amerika sendiri.

Karena itu menarik untuk dicermati, di hari-hari terakhirnya menghuni Gedung Putih, Donald Trump dan menantunya Jared Kushners yang beragama Yahudi masih bergerilya memanfaatkan jabatannya untuk kepentingan Israel.

Tampaknya keduanya ingin menambah investasi politiknya demi Israel dan kepentingan bisnis keluarganya.

Sejak Donald Trump menghuni Gedung Putih, ia dan sang menantu telah menutup kantor perwakilan Palestina di Washington DC, menghentikan bantuan Amerika untuk pengungsi Palestina, memindahkan Kedutaan Amerika dari Tel Aviv ke Yerusalem, mendukung aneksasi Dataran Tinggi Golan dan upaya aneksasi Tepi Barat.

Mereka juga berhasil memaksa empat negara Arab untuk menjalin hubungan diplomatik dengan Israel. UEA, Bahrain, dan Sudan sebelumnya tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel.

Sedangkan Maroko yang semula telah memiliki hubungan diplomatik sebagai bentuk dukungan kesepakatan Oslo, kemudian diputus oleh Rabbat sebagai bentuk dukungan Gerakkan Intifada Palestina pada tahun 2000.

Trump dan Netanyahu gagal memaksa Saudi Arabia dan Pakistan, dua negara penting di dunia Islam. Keluarga Kerajaan kaya minyak yang menjadi pelayan dua kota suci Makkah dan Madinah terbelah dalam masalah ini, sedangkan Imran Khan sebagai Perdana Menteri satu-satunya negara Muslim yang memiliki senjata nuklir dengan tegas menolak.

Karena itu di injure time mereka kemudian mencoba untuk merayu Indonesia, siapa tahu para pejabat kita akan tergoda dengan "iming-iming angin surga".

Melalui Adam Boehler yang kini menjabat CEO Internasional Development Finance Corporation dari Yerusalem dalam perjalanannya bersama Jared Kushners menuju Maroko, menyatakan akan siap investasi di Indonesia dengan syarat Jakarta bersedia membangun hubungan diplomatik dengan Tel Aviv.

Sebagai pengusaha dan politisi pendukung Zionis Israel dan anti Palestina, Jared Kushners telah menggunakan negara Amerika dan posisi mertuanya sebagai Presiden secara maksimal sampai hari-hari terakhirnya.

Pertanyaannya, apakah setelah mertuanya meninggalkan Gedung Putih dirinya masih dihitung orang? Begitu juga sesuatu yang dibangunnya di atas landasan yang rapuh karena menabrak norma-norma kepatutan dan hukum internasional mampu bertahan? Wallahua'lam. rmol news logo article

Penulis adalah pengamat politik Islam dan demokrasi.

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA