Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Setelah Australia, Giliran Tentara Belanda Akui Lakukan Pembunuhan Warga Sipil Afghanistan Selama Bertugas

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Kamis, 24 Desember 2020, 10:02 WIB
Setelah Australia, Giliran Tentara Belanda Akui Lakukan Pembunuhan Warga Sipil Afghanistan Selama Bertugas
Ilustrasi/Net
rmol news logo Seorang veteran pasukan Belanda mengungkap sebuah pengakuan yang cukup mengejutkan kepada media lokal. Ia mengatakan bahwa selama bertugas di Afghanistan pasukannya telah melakukan pembunuhan terhadap warga sipil di sana.

Pernyataan itu  membuat Kementerian Pertahanan Belanda terkejut.

Servie Holzken, seorang mantan tentara Belanda, mengatakan kepada harian lokal Trouw dalam sebuah cerita yang diterbitkan pada Rabu (23/12) bahwa pasukan Belanda mungkin telah membunuh warga sipil saat menembaki dua rumah di Provinsi Uruzgan Afghanistan tengah pada 2007.

Holzken mengungkapkan, mereka menargetkan rumah-rumah yang diduga milik milisi Taliban, dan ketika mereka melihat orang-orang melarikan diri dari tempat tersebut, tentara melepaskan tembakan atas perintah yang diterima melalui walkie-talkie.

Holzken menambahkan bahwa tidak ada yang membalas tembakan mereka dari rumah itu.

“Saya yakin bahwa kami menembak dan membunuh warga sipil,” kata Holzken kepada surat kabar tersebut, seperti dikutip dari NL Times, Kamis (24/12).

“Tidak ada tembakan dari sisi lain dan tidak terlihat senjata. Saya pikir kami telah menghabiskan lima atau enam kotak amunisi,” katanya.

“Kami menembak sampai tidak ada lagi gerakan,” aku Holzken.

Seorang tentara lainnya, yang tidak mau disebutkan namanya, juga membenarkan kejadian itu ke Trouw.

Kementerian Pertahanan mengatakan kepada surat kabar itu bahwa mereka terkejut dengan pengakuan tersebut, tetapi menambahkan bahwa Holzken kembali dari Afghanistan dengan trauma dan mungkin membayangkan insiden itu secara keseluruhan atau sebagian.

Seorang juru bicara menekankan bahwa Kementerian memeriksa arsipnya dan tidak menemukan insiden yang menyerupai apa yang dijelaskan Holzken.

“Mungkin itu terjadi, tetapi kami tidak dapat menemukannya,” ungkapnya.

Kementerian meminta Jaksa Penuntut Umum untuk memeriksa akun Holzken.

Tuduhan itu muncul setelah sebuah laporan yang dirilis bulan lalu yang mengklaim pasukan khusus Australia di Afghanistan menewaskan 39 tahanan tak bersenjata dan warga sipil. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA