Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Sekjen PKS: Presiden Jokowi Harus Tekan Macron Untuk Minta Maaf

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ahmad-kiflan-wakik-1'>AHMAD KIFLAN WAKIK</a>
LAPORAN: AHMAD KIFLAN WAKIK
  • Minggu, 01 November 2020, 22:14 WIB
Sekjen PKS: Presiden Jokowi Harus Tekan Macron Untuk Minta Maaf
Sekretaris Jenderal DPP PKS, Aboe Bakar Alhabsyi/Net
rmol news logo Tindakan Presiden Prancis, Emmanuel Macron soal Islam dan radikalisme telah menyayat hati umat Islam di Indonesia dan dunia.  

Pernyataan Macron sendiri muncul di tengah berbagai kritik dan kecaman yang ditujukan kepadanya terkait dengan komentar presiden Prancis itu atas insiden teror yang beberapa waktu ini terjadi.

Kontroversi dimulai ketika Macron enggan mengkritik publikasi kartun Nabi Muhammad yang dilakukan oleh Charlie Hebdo dan mendukung kebebasan berekspresi.

Setelah itu, sekitar dua pekan lalu, seorang guru di pinggiran kota Paris dipenggal oleh seorang pemuda 18 tahun karena menggunakan kartun Nabi Muhammad dalam kelasnya.

Macron muncul dari upacara penghormatan sang guru dan mengatakan akan berupaya melawan radikalisme Islam. Ia juga disebut mengatakan Islam berada dalam krisis di dunia.

"Itu (pernyataan Macron) telah menyat hati, apalagi dukungan Macron atas penistaan Nabi Muhammad SAW dilakukan saat umat Islam sedang merayakan maulid Rasulullah Muhammad SAW," kata Sekretaris Jenderal DPP PKS, Aboe Bakar Alhabsyi kepada wartawan, Minggu (1/11).

"Harus dipahami saat bulan maulid ini, umat Islam banyak menjalankan kegiatan untuk mengingat dan mengagungkan Nabi Muhammad SAW, sehingga penistaan tersebut dan tindakan Macron tentu terasa sangat menyakitkan umat Islam," imbuhnya.

Kata Aboe Bakar, dalam konteks politik global, tindakan Macron juga sangat membahayakan ketertiban dunia, karena telah menyinggung sekitar 25 persen populasi dunia, yakni lebih dari 1,9 miliar warga dunia yang beragama Islam tersakiti hatinya atas indakan ini.

"Tentunya ini tidak baik untuk ketertiban dan perdamaian dunia, karena dikhawatirkan akan mengancam adanya konflik sosial," sesalnya.

Oleh karena itu, sambungnya, Presiden Joko Widodo harus menekan Presiden Macron agar meminta maaf dan mencabut ucapannya.

Hal itu perlu dilakukan oleh Presiden Jokowi, karena amanah konstitusi kita menyampaikan bahwa salah satu tujuan kita bernegara adalah untuk ikut melaksanakan ketertiban dunia yang juga didasarkan perdamaian abadi.

"Sikap tegas Presiden Jokowi juga sangat penting untuk mewakili ratusan juta umat Islam di Indonesia. Presiden harus memahami suara hati masyarakat muslim Indonesia," pungkasnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA