Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Hari Santri Nasional, Pandemi Covid-19 Dan Akselerasi Ekonomi

 OLEH: <a href='https://rmol.id/about/achmad-nur-hidayat-5'>ACHMAD NUR HIDAYAT</a>
OLEH: ACHMAD NUR HIDAYAT
  • Kamis, 22 Oktober 2020, 22:18 WIB
Hari Santri Nasional, Pandemi Covid-19 Dan Akselerasi Ekonomi
Ilustrasi/Net
Jangan jadikan Hari Santri Nasional sekedar seremoni belaka, Jadikan Hari Santri Nasional Sebagai Momentum Akselerasi Ekonomi di tengah Covid-19 yang berbasis Pesanteren dan Komunitas. Rekoveri Ekonomi dapat dimulai dari keberpihakan kepada santri dan pesantren yang komperhensif, mengapa begitu?
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

SETIAP tanggal 22 Oktober, Indonesia memperingati hari santri nasional. Kenapa tanggal 22 Oktober diperingati sebagai hari Santri Nasional. Ini tidak terlepas dari perjuangan KH Hasyim Asyari, pendiri Nahdatul Ulama dan fatwa beliau tentang resolusi jihad pada 22 Oktober 1945 lalu.

Perkembangan santri dan pesantren Indonesia tidak lepas dari perjuangan KH Hasyim Asyari. Dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia, KH Hasyim Asyari menyerukan kepada para santri untuk melakukan perlawanan total terhadap tentara NICA Belanda dan Inggris yang hendak menjadikan Indonesia sebagai bagian dari Belanda.

KH Hasyim Asyari sebagai ulama pendiri NU menyerukan jihad dengan mengatakan: “Membela tanah air dari penjajah hukumnya fardlu’ain atau wajib bagi setiap individu“.

Seruan jihad yang dikobarkan oleh KH Hasyim Asyari tersebut membakar semangat para santri. Lima hari kemudian tepatnya 27 Oktober para santri dan Arek-arek Surabaya  menyerang markas Brigade 49 Mahratta pimpinan Brigadir Jenderal Aulbertin Walter Sothern Mallaby.

Jenderal Mallaby pun tewas dalam pertempuran yang berlangsung 3 hari berturut-turut tanggal 27, 28, 29 Oktober 1945. Ia tewas bersama dengan lebih dari 2.000 pasukan Inggris yang tewas saat itu.

Hal tersebut membuat marah angkatan perang Inggris, hingga berujung pada peristiwa 10 November 1945, yang tanggal tersebut diperingati sebagai Hari Pahlawan.

Kemerdekaan Indonesia memang tidak lepas dari para santri dan ulama. Memang tak hanya tentara yang berperang melawan penjajah, tercatat banyak ulama dan santri yang ikut berperang untuk mengusir penjajah dari bumi Indonesia.

Hari santri nasional adalah peringatan betapa besarnya sejarah kita mencatat bagaimana peran besar para ulama, para kiai, para santri dalam menjaga NKRI.

Pada tanggal 22 Oktober 2015 lalu, Presiden Joko Widodo menetapkan Hari Santri Nasional di Masjid Istiqlal Jakarta yang dimaksudkan untuk mengingat dan meneladani semangat jihad santri merebut serta mempertahankan kemerdekaan Indonesia yang digelorakan para ulama.

Hari Santri Nasional ditetapkan dalam Keputusan Presiden 22/2015. Hari Santri digelar pertama kali pada tahun 2016. Kini tahun 2020, peringatan tahun keempat hari santri nasional dilakukan secara sederhana di tengah pandemik Covid-19.

Tema hari santri nasional saat ini adalah Santri Sehat Indonesia Kuat. Diharapkan recovery Indonesia dapat dimulai dari para santri yang terbiasa hidup sehat dan mandiri.

Dalam peringatan hari santri nasional di tengah pandemi Covid-19 diharapkan santri bukan hanya tokoh agama tapi juga tokoh perjuangan. Tokoh perjuangan di sini artinya jika zaman dulu ikut melawan penjajah, saat ini santri berkontribusi dalam perubahan dan perbaikan masyarakat di tengah pandemik Covid-19 termasuk di sektor ekonomi.

Pesantren tidak hanya tempat para penimba ilmu agama, tapi dipesantren berhimpun juga anak yatim, dhufa, janda yang satu sama lain membahu membangun aktivitas ekonomi yang saling peduli dalam jiwa kekeluargaan.
Pesantren tidak hanya tempat belajar agama, melainkan juga pusat kegiatan ekonomi.

Menghidupkan kembali kegiatan pesantren merupakan keharusan dan prioritas utama karena di situlah pusat ilmu dan ekonomi berjalan
Berbagai pesantren ada yang memiliki kebun dan sawah yang dikembangkan bersama dengan melibatkan para santri sehingga tercipta rantai suplai-demand yang sehat.

Banyak pondok pesantren juga mengembangkan pendidikan dengan konsep kemandirian, salah satunya ialah menyelenggarakan kegiatan bidang ekonomi untuk membantu kebutuhan pondok sendiri.

Bila momentum hari santri nasional ini digunakan untuk melakukan akselerasi ekonomi kerakyatan yang dimulai dari basis pesantren dan komunitas maka hal tersebut tepat sekali.

Kemenkeu melalui Program Pemulihan Ekonomi Nasional telah mengalokasikan bantuan sebesar Rp 2,6 triliun yang diharapkan dana ini bisa membantu pesantren membuka kembali kegiatan belajar dan kegiatan ekonomi sesuai dengan protokol kesehatan.

Kita berharap di hari santri nasional 2020 ini mengingatkan kita bahwa di era awal kemerdekaan 1945, perjuangan santri begitu hebat dalam membebaskan negeri dari penjajahan. Kini para santri, kaum terpelajar diharapkan memiliki semangat perjuangan yang sama  dalam melawan Covid-19 terutama dengan membangun model kemandirian ekonomi pesantren.

Para pengambil kebijakan harus berani memulai akselerasi ekonomi dari pesantren, program pemberian kredit dalam santripreneur dengan skema yang ringan dan berdasarkan syariah harus dimasifkan oleh negara. Jangan jadikan hari santri nasional hanya seremonial semata, namun jadikanlah hari santri nasional sebagai momentum akselerasi ekonomi yang dimulai dari pesantren dalam bentuk membangun kemandirian ekonomi.

Tetap semangat berkarya, berjuang, demi cita-cita yang suci dan mulia. Itulah para santri. Semangat mengaji dan berbakti untuk agama dan bangsa senantiasa terpatri di hati. Selamat Hari Santri Nasional. rmol news logo article

Penulis adalah Pakar Kebijakan Publik Narasi Insititute

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA