Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Turki Tarik Kapal Oruc Reis Dari Mediterania Timur, Yunani: Itu Sinyal Positif

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Senin, 14 September 2020, 08:08 WIB
Turki Tarik Kapal Oruc Reis Dari Mediterania Timur, Yunani: Itu Sinyal Positif
Kapal Oruc Reis/Net
rmol news logo Nampaknya ketegangan antara Istanbul dan Athena akan memasuki babak baru pasca Turki menarik kapal Oruc Reis dari kawasan Mediterania timur untuk kembali ke pelabuhan Turki selatan di Antalya pada Minggu (13/9).
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Kembalinya kapal penelitian milik Turki dari daerah sengketa yang telah menjadi jantung perselisihan musim panas antara Yunani dan Turki mengenai hak energi itu disambut baik oleh pemerintah Yunani.

Kapal penelitian Oruc Reis itu kembali untuk pertama kalinya dalam lebih dari sebulan setelah Turki mengumumkan pada Juli bahwa mereka akan mengirim sebuah kapal untuk bekerja di perairan yang diklaim Yunani sebagai yurisdiksi eksklusifnya .

“Ini adalah sinyal positif. Kami akan melihat bagaimana ini berkembang untuk membuat penilaian yang tepat, ″ juru bicara pemerintah Yunani Stelios Petsas mengatakan kepada saluran TV Skai, seperti dikutip dari France 24, Minggu (13/9).

Kapal kembali ke Antalya setelah Navtex-nya, atau penasehat keamanan maritim internasional untuk perairan antara Turki, Siprus dan pulau Kreta Yunani tempat kapal itu berada sejak 10 Agustus berakhir.

Kemudian pada hari Minggu, Turki mengkonfirmasi bahwa kapal telah kembali. Namun mereka bersikeras bahwa langkah itu tidak berarti bahwa Ankara 'menyerah'.

"Akan ada gerakan yang direncanakan maju dan mundur," kata Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar mengatakan kepada kantor berita Anadolu di Antalya, Turki selatan. Dia menambahkan bahwa Turki mendukung perdamaian dan dialog asalkan tuntutannya dipenuhi Yunani.

"Kami mendukung perdamaian dan dialog jika keinginan dan tuntutan kami dipenuhi," katanya.

Perselisihan tentang potensi cadangan minyak dan gas telah memicu peningkatan aktifitas militer di Mediterania timur. Sekutu Nominal NATO, Turki dan Yunani, keduanya mengirim kapal perang ke daerah tempat Oruc Reis terlibat dalam penelitian seismik dan melakukan latihan militer untuk menegaskan klaim mereka.

NATO pun ikut campur tangan, mengatur pembicaraan antara militer kedua negara untuk mencegah potensi konflik bersenjata.

Presiden Yunani Katerina Sakellaropoulou mengunjungi pulau Kastellorizo ​​dekat perairan yang disengketakan pada hari Minggu di mana dia mengatakan Turki telah meningkatkan tekanan di Athena.

"Kami sedang melalui periode yang sulit dan berbahaya. Kepemimpinan Turki merusak koeksistensi damai yang dibangun selama beberapa dekade oleh orang Yunani dan Turki, yang melihat laut di antara mereka bukan sebagai perbatasan yang tidak bisa ditembus tetapi sebagai jalur komunikasi," kata Sakellaropoulou.

Para pemimpin tujuh negara Eropa di Mediterania bertemu pada pertemuan puncak pekan lalu di Corsica di mana mereka mengatakan siap untuk mendukung sanksi Uni Eropa terhadap Turki atas perselisihan tersebut.

Setiap tindakan oleh Brussels akan dibahas pada KTT Dewan Eropa pada 24 dan 25 September mendatang. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA