Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Kursi Panas Walikota Makassar (1): Kubu Kalla Lawan Kubu Paloh

Rabu, 09 September 2020, 16:56 WIB
Kursi Panas Walikota Makassar (1): Kubu Kalla Lawan Kubu Paloh
Jusuf Kalla (kanan) bersama Surya Paloh/Net
PANGGUNG Pilwalikota Makassar akan menjadi "neraka" pertarungan antara kubu JK (Jusuf Kalla) duet AM (Aksa Mahmud) berhadapan dengan kubu Surya Paloh.

Calon walikota Munafri Arifuddin atau Appi kembali berhadapan dengan "musuh" lamanya Dani Pomanto pada Pilwalikota 2018. Kalau di belakang Appi ada AM dan JK, maka di belakang Dani Pomanto ada Surya Paloh.

Kasus tertangkapnya Andi Irfan Jaya Ketua Bappilu Nasdem Sulsel oleh Kejaksaan Agung mau tidak mau membuka peluang Nasdem akan menjadi "bulan-bulanan". Kampanye negatif diperkirakan akan merebak di Makassar dan Sulsel dengan pesan yang tegas: "Jangan Pilih Walikota Dukungan Partai Koruptor".

Sebaga partai restorasi yang menjanjikan anti korupsi Nasdem sekarang jadi olok-olokan masyarakat. Akan menjadi amunisi di seluruh daerah yang menyelenggarakan pilkada untuk memanfaatkan tagline "tolak parpol koruptor". Inilah peluang yang terbuka bagi kubu AM-JK untuk memenangkan Appi.

Setidaknya ada dua tempat yang menarik banyak perhatian terkait penyelenggaraan Pilkada serentak 2020. Yaitu Kota Tangerang Selatan (Tangsel) di Banten dan Makassar di Sulsel.

Di kedua kota itu bertaburan calon-calon mega bintang kerabat tokoh nasional. Di Tangsel, ada Nur Azisah putri Wapres Marif Amin, ada Saraswati kemenakan Menhan Prabowo Subianto, dan ada Pilar Saga Ikhsan dari dinasti kerajaan Banten, putra Ratu Tatu.

Di Makassar, ada Munafri Arifuddin (Appi) menantu pengusaha Aksa Mahmud yang juga kemenakan JK (Jusuf Kalla), ada Dani Pomanto (mantan Walikota) menggandeng Fatma Rusdi Masse dengan tagline "Adama" yang dibekking Surya Paloh dari dinasti Nasdem. Ada juga Irman (None) adik kandung Mentan Syahrul Yasin Limpo.

Masyarakat Makassar dan Sulawesi Selatan umumnya maupun keluarga besar Sulawesi Selatan memusatkan perhatiannya kepada pertarungan antara pasangan menantu Aksa Mahmud (AM), Munafri Arifuddin atau Appi-Rahman didukung Demokrat, PPP, Perindo, dan PSI melawan pasangan mantan Walikota Makassar (2014-2018), Dani Pomanto yang menggandeng Fatmawati, isteri Rusdi Masse, Ketua Nasdem Sulsel. Didukung Nasdem, Gerindra, Gelora dan PBB.

Pada Pilkada Walikota 2018, Appi kalah melawan "kotak kosong", karena Dani Pomanto sebagai calon independen tersandung ketentuan tidak memenuhi persyaratan. Sementara Appi memborong hampir semua parpol menjadi pendukungnya.

"Tragedi" kekalahan politik justru di kampung sendiri, yang dialami keluarga grup Bosowa (Aksa Mahmud) dan keluarga grup Bukaka (JK-Jusuf Kalla) dua tahun yang lalu, dalam pandangan adat dan budaya Bugis Makassar dianggap sebagai "penghinaan" atau soal "siri" (kehormatan) bagi keluarga AM dan JK.

Itulah sebabnya mengapa keputusan Appi untuk maju kembali bertarung pada Pilkada Walikota Makassar 2020 saat ini sangat menarik perhatian masyarakat Sulawesi Selatan, boleh di kata di seluruh Indonesia. Bahkan di seluruh dunia. Keputusan yang diambil Appi untuk maju bertarung mengandung pesan "pembalasan"  atas kekalahannya yang lalu.

Hal itu terlihat dari susunan Tim Sukses (Timses Appi) yang dipimpin langsung oleh Erwin Aksa, putra sulung AM didampingi Solihin Kalla putra sulung JK plus Sadikin Aksa, pembalap nasional yang juga Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (bersambung). rmol news logo article

Ambo Upe
Pemerhati seni budaya di Makassar.

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA