Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

100 Dokter Gugur: Bukan Soal Hitung-hitungan

 OLEH: <a href='https://rmol.id/about/ruslan-tambak-5'>RUSLAN TAMBAK</a>
OLEH: RUSLAN TAMBAK
  • Selasa, 01 September 2020, 09:59 WIB
100 Dokter Gugur: Bukan Soal Hitung-hitungan
Tenaga kesehatan menangani pasien corona/Net
rmol news logo Secara statistik, meninggalnya 100 dokter berarti kehilangan kemampuan pelayanan kesehatan untuk 660.00 penduduk.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Di Indonesia, sebanyak 100 dokter telah gugur dalam menangani virus corona baru atau Covid-19.

Jika data itu dikonversi ke standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), maka rasio dokter: pasien di Indonesia adalah 0.09:600. Lebih mudahnya, 1 dokter untuk 6.600 penduduk.

Senin kemarin (31/8), viral meme bertuliskan "Indonesia Mengheningkan Cipta 100 Dokter Meninggal Dunia Akibat Covid-19".

Ini bukan soal hitung-hitungan yang dilakukan Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Pasalnya, ada suara-suara sinis yang bertanya "ngapain dokter sampai ngitung".

Untuk diketahui, perlu waktu minimal 6 sampai 7 tahun buat mengganti 1 dokter umum yang gugur, dan 11 tahun buat dokter spesialis yang gugur.

Dari segi keberlanjutan pendidikan, dunia kesehatan Indonesia telah kehilangan 100 pengajar yang seharusnya dapat meneruskan ilmunya tidak hanya ke sesama dokter, namun juga tenaga kesehatan lain dan mengedukasi masyarakat sekitar.

Gugurnya 100 dokter tidak hanya meninggalkan getir, tetapi juga kekosongan dan ancaman terputusnya alur pendidikan tenaga kesehatan Indonesia di masa mendatang.

IDI mencatat sebanyak 100 dokter telah gugur selama pandemik Covid-19 hingga 30 Agustus 2020. Seluruh dokter yang meninggal itu dalam kondisi positif corona.

Jumlah kematian dokter terbanyak berada di Jawa Timur yakni sebanyak 25 dokter, kemudian Sumatera Utara 15 dokter, dan DKI Jakarta 14 dokter.

Hingga saat ini, sepertinya pemerintah tidak begitu khawatir. Apakah karena ada wacana menyiapkan dokter dari luar, impor? Entahlah.

Pemerintah sudah diingatkan, kalau ini terus dibiarkan, tidak ada evaluasi dan antisipasi mendalam, lama-kelamaan tenaga medis kita bisa habis.

Angka kematian dokter ini semakin mengerikan dengan kasus positif corona yang terus meningkat, hingga tembus 3 ribu kasus perhari. Hingga 31 Agustus 2020, total sudah ada 174.796 kasus. Adapun yang meninggal sudah mencapai 7.417 orang.

Dengan gugurnya 100 dokter akibat corona, IDI mengeluarkan empat poin rekomendasi, di mana poin-poin itu diharapkannya bisa diimplementasikan dalam memperbaiki penanganan Covid-19.

Pertama, meminta agar kebutuhan Alat Pelindung Diri (APD) bagi dokter maupun tenaga kesehatan dalam bertugas tetap terjaga ketersediaannya.

Kedua, meminta rumah sakit untuk melakukan penjadwalan jaga petugas kesehatan. Tujuannya adalah untuk menjaga imunutas tubuh petigas agar tidak kelelahan dan akhirnya berisiko tertular corona.

Ketiga, mengenai rumah sakit yang harus memberlakukan kebijakan khusus terhadap petugas kesehatan yang memiliki penyakit bawaan dan berisiko tinggi penularan dengan cara tidak ikut praktik atau membatasi jam praktik.

Keempat, meminta pemerintah mendorong rumah sakit melakukan tes corona dengan metode polymerase chain reaction (PCR) secara rutin kepada petugas kesehatan, guna memantau ketat dan mengindari terjadinya penularan luas Covid-19 di rumah sakit.

Pada sisi lain, akibat minimnya jumlah dokter di Indonesia, dan lama proses pendidikan, ada suara-suara yang mengusulkan agar biaya pendidikan kedokteran bisa dijangkau. Sehingga orang-orang yang memiliki kemampuan namun terkendala biaya bisa menjadi dokter.

Inilah daftar 100 dokter meninggal berdasarkan catatan IDI per 30 Agustus 2020:

DIY
1. Prof. dr. Iwan Dwi Prahasto (Guru Besar FK UGM)
2. dr. R. Nurul Jaqin SpB (IDI Yogyakarta)

Jawa Barat
1. dr. Exsenveny Lalopua, M.Kes (IDI Kota Bandung)
2. dr. Djoko Judodjoko, Sp.B (IDI Bogor)
3. dr. Adi Mirsa Putra, Sp.THT-KL (IDI Bekasi)
4. dr. Wahyu Hidayat, SpTHT (IDI Kab. Bekasi)
5. dr. Karnely Herlena (IDI Depok)
6. dr. Soekotjo Soerodiwirio SpRad (IDI Kota Bandung
7. dr. Mikhael Robert Marampe (IDI Kab. Bekasi)
8. dr. Adi Rahmawan (IDI Depok)

Jawa Timur
1. dr. Berkatnu Indrawan Janguk (IDI Surabaya)
2. dr. Boedhi Harsono (IDI Surabaya)
3. dr. Soeharno (IDI Kediri)
4. dr. Bendrong Moediarso, SpF, SH (IDI Surabaya)
5. dr. H. Dibyo Hardianto (IDI Bangkalan)
6. dr. Deny Dwi Yuniarto (IDI Sampang)
7. dr. Gatot Prasmono (IDI Sidoarjo)
8. dr. Sukarno (IDI Sidoarjo)
9. dr. Budi Luhur (IDI Gresik)
10. dr. Deni Chrismono Raharjo (IDI Surabaya)
11. dr Arif Agoestono Hadi (IDI Lamongan)
12. dr. Djoko Wiyono (IDI Surabaya)
13. dr. Arief Basuki SpAn (IDI Surabaya
14. dr. Putri Wulan Sukmawati (PPDS Anak FK Unair/RS Soetomo Surabaya)
15. dr. Agus Pramono (IDI Sidoarjo)
16. dr. Pepriyanto Nugroho (IDI Blitar)
17. dr. Sulis Bayu Sentono, dr., M.Kes., Sp.OT (K) (IDI Surabaya)
18. Prof. dr. R. Mohammad Muljohadi Ali, Sp.FK (IDI Malang Raya)
19. dr. Abdul Choliq (IDI Probolinggo)
20. dr. M. Ali Arifin (IDI Sidoarjo)
21. dr. Sony Putrananda (IDI Blitar)
22. dr. Ach. Chusnul Chuluq Ar, MPH (IDI Malang Raya)
23. dr. Riyanto SpOG (IDI Tuban)
24. dr. Ignatius Tjahjadi SpPD (IDI Surabaya)
25. dr. Hilmi Wahyudi (IDI Gresik)

Jawa Tengah
1. dr. Esis Prasasti Inda Chaula, SpRad (IDI Tegal)
2. dr. Sang Aji Widi Aneswara (IDI Semarang)
3. dr. Elianna Widiastuti (IDI Semarang)
4. dr Ane Roviana (IDI Jepara)
5. dr. Sovian Endi (IDI Grobogan)
6. dr. Ahmadi NH, Sp.KJ (IDI Semarang)
7. dr. M. Fahmi Arfa'i (IDI Semarang)
8. dr. Edi Suwasono (IDI Kota Malang)
9. dr. Hery Prasetyo (IDI Blora)

DKI Jakarta
1. Prof. DR. dr. Bambang Sutrisna (Guru Besar FKM UI/IDI Jakarta Timur)
2. dr. Bartholomeus Bayu Satrio (IDI Jakarta Barat)
3. dr. Hadio Ali K, Sp.S (IDI Jakarta Selatan)
4. dr. Laurentius Panggabean, Sp.KJ (IDI Jakarta Timur)
5. dr. Ratih Purwarini, MSi (IDI Jakarta Timur)
6. Laksma (Purn) dr. Jeanne PMR Winaktu, SpBS (IDI Jakarta Pusat)
7. Prof. Dr. dr. Nasrin Kodim, MPH (Guru besar Epidemiologi FKM UI)
8. dr. Lukman Shebubakar SpOT (K) (IDI Jakarta Selatan)
9. dr. Heru S. meninggal di RSPP (IDI Jakarta Selatan)
10. dr. Naek L. Tobing, SpKJ (IDI Jakarta Selatan)
11. dr. Sudadi, MKK, SpOK (IDI Jakarta Pusat)
12. dr. Elida Ilyas, SpKFR (K) (IDI Jakarta)
13. dr. Nastiti Noenoeng Rahajoe, SpA (K) (IDI Jakarta Pusat)
14. dr. Paulus Sp.PD (IDI Jakarta Pusat)

Sulawesi Selalatan
1. dr. Bernadette Sp THT meninggal di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo (IDI Makassar)
2. dr. Herry Nawing SpA (IDI Makassar)
3. dr. Theodorus Singara SpKJ (IDI Makassar)
4. Prof. dr. Andi Arifuddin Djuanna, SpOG (K) (IDI Makassar)
5. dr. Adnan Ibrahim, SpPD (IDI Makassar)
6. dr. Muh. Rum Limpo SpB (IDI Selayar)

Banten
1. dr. Ketty di RS Medistra (IDI Tangerang Selatan)

Sumatera Selatan
1. dr. Efrizal Syamsudin, MM (IDI Prabumulih)
2. dr. Fatoni (IDI Ogan Komuring Ulu)
3. dr. John Edward Feridol Sipayung (IDI Siantar Simalungun)
4. Prof. dr. H. Mgs. Usman Said, SpOG (K) (IDI Palembang)
5. dr. H. Khiarul Saleh, SpPD (IDI Palembang)

Sumatera Utara
1. dr. Donni (IDI Deli Serdang)
2. dr. Ucok Martin Sp. P (IDI Medan)
3. dr. Irsan Nofi Hardi Nara Lubis, Sp.S (IDI Medan)
4. dr. Anna Mari Ulina Bukit (IDI Medan)
5. dr. Aldreyn Asman Aboet, SpAN, KIC (IDI Medan)
6. dr. Sabar Tuah Barus SpA (IDI Medan)
7. dr. Daud Ginting, SpPD (IDI Medan)
8. dr. Dennis (IDI Medan)
9. dr Edwin Marpaung, SpOT (IDI Medan)
10. dr. Andhika Kesuma Putra, Sp.P (K) (IDI Medan)
11. dr. Ahmad Rasyidi Siregar, SpB (IDI Medan)
12. dr Herwanto SpB (IDI Kisaran)
13. dr. Maya Norismal Pasaribu (IDI Labuhan Batu Utara)
14. dr. M. Hatta Lubis, SpPD (IDI Padang Sidempuan)
15. dr. H. Muhammad Arifin Sinaga, MAP (IDI Langkat)

Kalimantan Selatan
1. Prof. Dr. H. Hasan Zain, Sp.P (IDI Banjarmasin)
2. DR. dr Heru Prasetya, SpB, SpU (IDI Banjarmasin)
3. dr. Zulkiflie Saleh (IDI Banjarmasin)
4. dr. Aris Sugiharjo, SpPD (IDI Banjarmasin)

Kalimantan Timur
1. dr. Miftah Fawzy Sarengat (PPDS FK Unair, RS Soetomo, IDI Balikpapan)
2. dr. Sriyono (IDI Balikpapan)
3. dr. H. Edisyahputra Nasution (IDI Samarinda)

Bali
1. dr. Nyoman Sutedja, MPH (IDI Denpasar)
2. dr. I Wayan Westa, Sp.KJ (K) (IDI Denpasar)
3. dr. I Nyoman Sueta (IDI Denpasar)
4. dr. I Made Widiartha Wisna (IDI Buleleng)

Nusa Tenggara Barat
1. dr. Asriningrum Sp.S (IDI Mataram)

Kepulauan Riau
1. dr. Amir Hakim Siregar SpOG (IDI Batam)
2. dr. HM Syamsu Rizal (IDI Natuna)

Papua Barat
1. dr. Titus Taba SpTHT-KL (IDI Sorong). rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA