Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Yunani Penabur Kekacauan, Turki Tak Akan Mundur Dari Laut Mediterania

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Selasa, 25 Agustus 2020, 09:24 WIB
Yunani Penabur Kekacauan, Turki Tak Akan Mundur Dari Laut Mediterania
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan/Net
rmol news logo Laut Mediterania timur semakin tidak tenang dengan berbagai aksi permusuhan yang dilakukan oleh Turki dan Yunani. Kedua sekutu NATO tersebut tampak bersikukuh mempertahankan klaimnya.

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan mengatakan angkatan laut Turki tidak akan mundur dari Laut Mediterania timur, khususnya setelah Yunani "menabur kekacauan" dengan merilis Navtex.

Navtex merupakan siaran navigasi maritim dan peringatan cuaca. Menurut Erdogan, Yunani tidak memiliki hak atas itu di wilayah yang diklaim oleh Ankara.

"Orang-orang yang melemparkan Yunani ke depan angkatan laut Turki tidak akan mendukung mereka," ujar Erdogan usai menghadiri rapat kabinet pada Senin (24/8), seperti dilansir Reuters.

"Yunani telah mendeklarasikan Navtex-nya sendiri secara tidak sah dan dengan cara yang manja. Dengan pendekatan ini, Yunani telah menaburkan kekacauan yang tidak dapat dihindarkan," sambungnya.

Turki sendiri telah memperpanjang misi eksplorasi kapal survei Oruc Reis di bagian yang disengketakan kedua negara hingga 27 Agustus.

Secara terpisah, kementerian pertahanan Turki mengatakan pelatihan maritim yang melibatkan kapal angkatan laut Turki dan sekutu akan dilakukan di Mediterania timur pada 25 Agustus.

Pada hari yang sama, jurubicara Yunani, Stelios Petsas mengatakan, Navtex yang akan berakhir pada 27 Agustus merupakan respons Athena untuk mempertahankan hak kedaulatannya.

"Yunani merespons dengan tenang dan dengan kesiapan, baik di tingkat diplomatik maupun operasional. Dan dengan kepercayaan nasional, ia melakukan semua yang dibutuhkan untuk mempertahankan hak kedaulatannya," jelas Petsas.

Turki dan Yunani selama ini saling mengklaim atas sumber daya hidrokarbon di wilayah Laut Mediterania timur. Perseteruan keduanya telah membawa ketegangan hubungan Turki dengan Eropa. Uni Eropa bahkan mengecam Turki atas manuver di Mediterania. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA