Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Pembobolan Simcard, Ilham Tuntut Tanggung Jawab Indosat & Common Wealth Bank

 OLEH: <a href='https://rmol.id/about/asro-kamal-rokan-5'>ASRO KAMAL ROKAN</a>
OLEH: ASRO KAMAL ROKAN
  • Rabu, 22 Juli 2020, 23:58 WIB
Pembobolan Simcard, Ilham Tuntut Tanggung Jawab Indosat & Common Wealth Bank
Wartawan senior Ilham Bintang menjadi korban pembobolan data simcard/Istimewa
PERJUANGAN Ilham Bintang masih terus berlanjut. Dalam dua kali sidang -- sekali batal karena hakim sakit -- kasus pembobolan simcard Indosat miliknya yang berlanjut dengan pengurasan dananya di Commonwealth Bank, seakan menyusuri labirin.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Sidang pertama di Pengadilan Jakarta Barat, Rabu (8/7), yang dipimpin Ketua Hakim Kamaluddin menghadirkan sembilan terdakwa pembobol simcard Ilham. Semua keterangan Ilham sebagai saksi korban, mengenai kasus ini terkonfirmasi oleh Desar, pemimpin kelompok pembobol ini.

Namun, ada yang mengganggu pikiran Ilham. Sejak awal sidang, majelis hakim tidak menyentuh soal Indosat dan Commonwealth Bank sebagai pihak yang dinilainya paling bertanggung jawab. Dalam sidang hari pertama itu, Ilham mempersoalkan hal tersebut.

Menjelang akhir sidang, Ilham Bintang mengusulkan kepada majelis hakim untuk menghadirkan petugas Gerai Indosat Bintaro, Nur Muhamadiyah, yang ketika itu melayani kelompok Desar. Maksud Ilham, agar majelis hakim mendapatkan konstruksi kejadian secara obyektif. 

Majelis hakim setuju menghadirkan Nur Muhammadiyah pada sidang berikutnya, Rabu (15/7). Tiga hari sebelum sidang, Ilham mendapat informasi bahwa Nur Muhamadiyah tidak merespons panggilan pengadilan, padahal surat sudah dikirim ke Indosat.

Saat bersamaan, sidang ditunda karena Hakim Ketua masuk rumah sakit. Sidang berikutnya dijadwalkan Rabu (29/7).

Bagi Ilham kehadiran petugas Indosat itu perlu. Sebab, dari sinilah titik awal pembajakan simcard-nya dan berlanjut pembobolan rekeningnya, termasuk di Commonwealth Bank. Dalam persidangan, dua institusi itu tidak diminta pertanggungjawabnya.

"Saya meyakini, kelalaian petugas resmi Indosat itu telah menyebabkan saya mengalami kerugian, namun yang bersangkutan seperti dilepaskan dari tanggung jawab. Begitu juga Commonwealth Bank, yang seharusnya bertanggung jawab atas kerugian nasabahnya," kata Ilham pekan lalu.

Setelah kasus simcard Ilham ini muncul ke permukaan, Kementerian Kominfo memanggil pihak Indosat. Dalam pertemuan itu, menurut Plt Kepala Biro Humas Kementerian Kominfo, Ferdinandus Setu, ada sejumlah prosedur tidak dilakukan pihak Indosat ketika pengguna ingin melakukan pergantian kartu.

"Ada beberapa tahapan yang saat ditanyakan kepada orang yang ingin mengganti kartu itu tidak dilakukan," katanya (Kompas.com, 21/01/2020).

Uang Kerohiman


Kasus pembobolan simcard terjadi saat Ilham di Australia, 3 Januari 2020. Seseorang mengaku sebagai Ilham meminta pergantian simcard di gerai Indosat di Bintaro. Petugas gerai -- yang kemudian diketahui bernama Nur Muhamadiyah --tanpa verifikasi memadai, memberikan kartu baru kepada pelaku. Bahkan, tidak sempat membuat fotocopy KTP pelaku.

Setelah mendapatkan kartu baru dengan nomor yang sama, pelaku mengubah password, masuk ke email Ilham Bintang, mendapatkan draf billing tagihan kartu kredit, user id, dan password Commonwealth Bank.

Selanjutnya, Desar masuk dengan me-reset password email Ilham dan mendapatkan One Time Password (OTP), kemudian menguras dana Ilham sekitar Rp 300 juta. Dana itu digunakan pelaku antara lain untuk membeli emas, belanja online, beli voucher game, main judi online, membayar uang muka rumah, dan over kredit mobil.

Ilham yang saat itu di Australia, terkejut ketika gagal menarik dananya di ATM Commonwealth Bank di Melbourne pada 6 Januari 2020. Sepulang dari Australia, Ilham melaporkan pembajakan dan pengurasan dananya ke Polda Metro Jaya, 17 Januari.

Atas laporan itu, Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus, Rabu (5/2/2020), mengumumkan penangkapan sembilan tersangka komplotan yang dipimpin Desar. Rabu (8/7), kasus ini disidangkan di Pengadilan Jakarta Barat, dengan menghadirkan terdakwa. Namun, pengadilan tidak menghadirkan pihak Indosat, yang menurut Ilham, ikut bertanggung jawab.

Di pengadilan, Ilham -- sebagai saksi korban -- menjelaskan kronologi yang didukung fakta tentang Indosat, di antaranya pengisian formulir penggantian simcard tidak terverifikasi. Pelaku hanya menulis nama, nomor kartu penduduk, dan tanda tangan.

Di kolom validasi, di antaranya tiga nomor terakhir yang pernah dihubungi, tidak diisi. Petugas gerai Indosat, Nur Muhamadiyah, juga tidak sempat memfoto kopi kartu tanda penduduk. Proses penggantian simcard, berdasar rekaman CCTV, berlangsung hanya beberapa menit.

Ilham menjelaskan, pihak Indosat mengirimi surat permohonan maaf serta mengakui kelalaian petugasnya, pada 9 Januari. Indosat juga mengaku telah memberhentikan petugas tersebut. Dalam pertemuan itu, pihak Indosat memberikan data rekaman CCTV, surat yang mengonfirmasi terjadinya pertukaran simcard dan fotokopi formulir yang diisi oleh pelaku.

SVP-Head Corporate Communications Indosat Ooredoo, Turina Farouk kepada Antara, Sabtu (18/1/2020), menyatakan telah menemui serta menjelaskan kepada Ilham mengenai kasus ini.

"Kami akan bekerja sama, termasuk jika ada proses yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah ini dan menjaga kenyamanan pelanggan kami," ujar Turina.

Ilham menjelaskan pihak Indosat berkali-kali menawarkan mengganti uangnya yang dikuras penjahat dengan istilah uang kerohiman. Ilham keberatan istilah uang kerohiman tersebut, apalagi dia diminta untuk tidak mengumumkannya.

Alasan keberatan Ilham, uang kerohiman tersebut seakan belas kasihan, yang tidak mustahil di kemudian hari masuk kategori suap. Padahal, faktanya akibat kelalaian petugas resmi Indosat, di gerai resmi Indosat menyebakan menderita kerugian. Selain itu, jika dia menerima uang tersebut, kepastian hukum menjadi tidak jelas.

"Kasus seperti saya ini kan bukan pertama kali. Modus itu sudah menelan banyak korban. Jika tidak boleh diumumkan ke publik, bagaimana nasib korban lain?" papar Ilham di pengadilan.

Atas pertimbangan itulah, Ilham meminta Majelis Hakim menghadirkan pihak Indosat, yang menurutnya harus ikut bertanggung jawab.

Menurut Ketua Dewan Kehormatan PWI Pusat itu, Indosat tidak bisa lepas tangan dengan hanya memberhentikan petugasnya, karena kasus pembobolan rekeningnya bermula dari Indosat. Inilah yang menyebabkan Ilham mendesak Majelis Hakim untuk memanggil pihak Indosat.

Begitu juga dengan Commonwealth Bank. Menurut Ilham, hingga kini bank asing itu tidak merespons somasi yang sudah dilayangkan. Bahkan di depan sidang pengadilan, pihak  Commonwealth Bank bersikukuh tidak bersalah dengan alasan sudah mengikuti prosedur di perusahaannya.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pun, Jumat (24/1), pernah mempertemukan Ilham dengan pihak PT Commonwealth Bank -- di bank ini, uang Ilham paling banyak dikuras, bahkan terjadi 98 transaksi. Ombudsman RI juga bereaksi dan meminta Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) segera bertindak.

Tidak Sendiri

Ilham Bintang tidak sendiri. Banyak kasus pembajakan simcard yang berlanjut pembobolan rekening terjadi. Sebagai wartawan, Ilham selain melakukan investigasi, juga menerima banyak pengaduan korban kejahatan siber ini. Bahkan, komplotan Desar --yang membobol simcard Indosat Iham -- telah melakukan 19 kali aksinya.

"Saya terenyuh ada ibu hamil menabung sekian lama untuk biaya persalinannya, namun ternyata uangnya sebesar Rp 40 juta dibobol. Ada juga ibu dibobol Rp 87 juta. Padahal uangnya antara lain untuk biaya umrah. Bukan hanya umrahnya batal, tapi ibu itu sampai sekarang masih sakit," kata Ilham.

Setelah kasusnya terjadi dan pihak operator kartu seluler mengaku akan memperbaiki standar prosedur operasi (SOP), kasus serupa kembali terjadi. Dalam laporan yang diterima Ilham, kerugian pelanggan -- dengan modus sama -- jauh melebihi kerugian yang dialaminya.

"Hasil investigasi saya dan berbagai laporan yang saya terima, kasus serupa sudah menelan banyak sekali korban. Uang mereka tidak kembali. Mereka juga lapor ke operator seluler dan polisi, namun tidak mudah memprosesnya," tutur Ilham.

Pakar telematika Roy Suryo setelah kasus ini muncul, menyebutkan kasus yang menimpa Ilham ini sebagai puncak gunung es. Banyak kejadian serupa dengan nilai kerugian besar, namun tidak muncul ke permukaan. Pihak bank juga cenderung tidak ingin kasus seperti ini dibuka, yang akan berpengaruh pada kepercayaan.

Di sinilah Ilham muncul. Wartawan senior ini melawan. Ilham tidak hanya mewakili dirinya dalam perlawanan ini, tapi juga banyak korban lain. Baginya, pembajakan simcard dan pembobolan rekening bank, harus dihentikan. Apalagi, korban yang menderita ratusan juta rupiah, sering sekali tidak berdaya.

Kasus Ilham ini bisa menimpa siapa saja, tidak kecuali para penegak hukum atau keluarganya. Inilah saatnya, semua pihak -- termasuk pembuat regulasi, penegak hukum, operator telepon, dan bank -- bersama Ilham melawan kejahatan ini.

Sidang berikutnya pembobolan simcard Ilham, Rabu (29/7). Publik tentu sangat berharap pada penyikapan Majelis Hakim, sebelum jumlah semakin banyak dan mereka tidak berdaya. rmol news logo article

Asro Kamal Rokan
Penulis adalah wartawan senior, mantan pimpinan LKBN Antara

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA