Selamat Idul Fitri
Selamat Idul Fitri Mobile
Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Kabijakan Erick Thohir Terhambat Deputi SDM BUMN

Selasa, 14 Juli 2020, 19:59 WIB
Kabijakan Erick Thohir Terhambat Deputi SDM BUMN
Gedung Kementerian BUMN di Jakarta Pusat/Net
DALAM meningkatkan kinerja BUMN, kualitas sumber daya manusia memainkan peran penting. Tak berlebihan jika BUMN di bawah pimpinan Erick Thohir, strukturnya telah dirampingkan, komposisi personalianya varian dan manajemen bergerak dinamis ketika memasuki tahapan holding.

Strategi holding yang berbasis subsektor, digagas Erick Tohir merupakan sebuah gerakan yang mengintegrasikan unit-unit BUMN yang pro-aktif merespon dinamika perubahan perekonomian dalam persaingan di era pasar bebas.

Persaingan dalam pasar bebas dipastikan sarat dan ketentuan regulasi internasional, tanpa kecuali korporasi ingin selalu memenangkan persaingan. Untuk maksud tersebut, cara mendekonstruksi kekuatan lawan menjadi pilihan dan berkolaborasi semu dengan kawan sangat menentukan.

Tidak berlebihan, korporasi atau unit-unit BUMN perlu melakukan perbaikan kinerja merupakan keniscayaan. Artinya, dari fenomena persaingan bisnis ada tiga faktor yang harus diperbaiki; 1) Perlu membangun kinerja keuangan korporasi, 2) Meningkatkan skala produksi, dan 3) Meningkat kualitas sumber daya manusia.

Faktor yangterakhir ini menjadi kebutuhan mendesak bagi BUMN. Memang, membangun kualitas sumber daya manusia bukan seperti membalikkan telapak tangan. Itu harus terencana, gradual dan berkesinambungan.

Oleh karena itu, BUMN sudah harus masuk ke tahap human capital, jika ingin memenangkan persaingan di pasar global, bukan sekedar meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang melek teknologi. Mengapa demikian, membangun human capital (modal manusia) adalah berbasis knowledge, skill, ability dan competancy.

Jika seorang karyawan menjadi human capital, mereka dipastikan terintegrasi dalam sistem kerja yang terhubung pada value chance. Karyawan secara intensif harus dibentuk melalui tahapan media pelatihan, pendidikan dan studi banding agar kinerja BUMN terbangun secara natural dan sinergis.

Sayangnya, ketika perampingan Kementerian BUMN pada 2020, kementerian ini mendapat "musibah". Sebut saja, Alex Denni dilantik sebagai Deputi SDM BUMN. Pasalnya, sosok Alex Denni tidak mumpuni, lemah manajerial dan public speaking-nya buruk, bahkan tidak mampu menerjemahkan visi, misi dan program kerja Erick Thohir sebagai menteri.

Parahnya lagi, pernyataan Alex Denni ini mengenai rekruiting personalia SDM menjadi olok-olokan di media, terkesan ucapannya tak manusiawi. Lebih jauh, deputi ini mengatakan dirut dan komisaris berusia muda atau kategori milenial, hanya akan dijadikan sebuah eksperimental, dan itu sudah dibicarakan dengan menterinya.

Cara berpikir banalitas intelektual seorang pimpinan di BUMN ini, telah mencoreng nama baik perguruan tingginya dimana ia bersekolah dan sekaligus
merusak strategi holding berbasis subsektoral yang tengah giat-giatnya dijalankan oleh Erick Thohir sebagai Menteri BUMN.

Jika cara pandang seorang deputi SDM BUMN seperti ini, merupakan sebuah kerugian bagi bangsa Indonesia dan hanya menunggu kehancuran BUMN. Perlu diketahui, BUMN sebagai emiten dan memiliki peran besar terhadap perekonomian, kontribusinya sangat besar terhadap APBN.

Kami sebagai warga Indonesia merasa terganggu dengan cara berpikir dan sepak terjang pimpinan BUMN seperti itu. Kami minta kepada Menteri Erick Thohir untuk meninjau sosok pimpinan yang tidak kredibel, dan tidak mencencerminkan the right man on the right place.

BUMN bukan ajang untuk bereksperimen atau coba-coba utak-atik personal dan institusional. Apalagi, kini perekonomian tengah digerus wabah Covid-19, alih-alih malah ada yang mau bereksperimen. Mimpi apa bangsa Indonesia ini? Mendapat deputi SDM yang cara berpikirnya semrawut dan menyesatkan.

Masyarakat tidak bisa membiarkan dan terganggu dengan sepak terjang deputi SDM yang tidak memenuhi standar kepatutan sebagai seorang pimpinan di BUMN.

Kami dari aktivis penyelamat aset-aset negara, memohon kepada Menteri BUMN, agar memberikan punishment kepada orang tersebut. Setop berkata-kata atas nama BUMN yang dijadikan permainan untuk sebuah "zero sum game" atau "trialand error", karena institusi ini terkait erat dengan eksistensi dan keberlangsungan perekonomian bangsa dan negara.

Apalagi, Menteri Erick Thohir tengah mengelola dan melakukan restrukturisasi personalia dalam meningkatkan kinerja, jangan sampai deputi SDM justru menghambat dan merusak citra BUMN dengan pernyataannya di berbagai media.

Menempatkan orang-orang hanya sekedar untuk eksperimental, sebenarnya Alex Denni ini tengah berpikir ambigu dalam berkomunikasi dan bernuansa like and dislike. Padahal, jika ia cerdas, mengapa tidak ditawarkan konsep membangun modal manusia (human capital) kepada menteri Erick Thohir dan bangsa Indonesia, dipastikan itu lebih prospektif dan elegan. rmol news logo article

Yogi Prasetyo
Pemerhati aset negara dan BUMN

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA