Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Pemulihan Perekonomian Di Vietnam Pasca Covid-19 Dan Refleksi Bagi Perekonomian Indonesia

 OLEH: <a href='https://rmol.id/about/adipati-karnawijaya-5'>ADIPATI KARNAWIJAYA</a>
OLEH: ADIPATI KARNAWIJAYA
  • Senin, 15 Juni 2020, 17:19 WIB
Pemulihan Perekonomian Di Vietnam Pasca Covid-19 Dan Refleksi Bagi Perekonomian Indonesia
Ilustrasi
PANDEMI Covid-19 merupakan virus menular yang disebabkan oleh sindrom pernapasan akut coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Virus tersebut pertama kali diidentifikasi pada Desember 2019 di Wuhan, RRT, dan telah mengakibatkan pandemi yang berkelanjutan di dunia.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Berdasarkan penelusuran dari identifikasi tersebut, diperoleh informasi bahwa Covid-19 mulai menginfeksi masyarakat Wuhan, RRT pada 17 November 2019.

Sementara itu, pada 14 Juni 2020, lebih dari 7,78 juta kasus telah dilaporkan di 188 negara dan wilayah, yang telah mengakibatkan lebih dari 430.000 kematian, dan lebih dari 3,7 juta orang telah pulih. Namun, tingginya jumlah kasus penularan Covid-19 di berbagai negara di dunia terlihat berbanding terbalik dengan rendahnya jumlah kasus penularan virus tersebut di negara Vietnam yang berbatasan langsung dengan RRT.

Sebelumnya, Pemerintah Vietnam mengonfirmasi kasus penularan Covid-19 pertama pada 23 Januari 2020. Dalam perkembangannya hingga pada 13 Juni 2020 kasus penularan Covid-19 di Vietnam hanya mencapai 334 kasus dengan jumlah kematian 0 orang dan sembuh 323 orang.

Kondisi tersebut dinilai sebagai bentuk keberhasilan Pemerintah Vietnam dalam menangani pandemi Covid-19, seperti yang diungkapkan oleh Senior Financial Sector Specialist World Bank Group, Ketut A. Kusuma bahwa Vietnam merupakan salah satu negara di Asia Tenggara yang dinilai berhasil dalam menghadapi krisis Covid-19.

Penanganan yang dilakukan oleh negara tersebut dinilai cukup baik dalam menekan penyebaran Covid-19 sehingga tidak ada kasus meninggal akibat pandemi tersebut. Selain itu, Pemerintah Vietnam juga mengeluarkan kebijakan yang tepat untuk pemulihan ekonomi, ditunjukkan dengan angka proyeksi dari World Bank di mana pertumbuhan ekonomi Vietnam akan mencapai 4.9%.

Keberhasilan Pemerintah Vietnam dalam menangani krisis pandemi Covid-19 tidak terlepas dari berbagai kebijakan yang diberlakukan di Vietnam. Menurut Duta Besar Indonesia untuk Vietnam, Ibnu Hadi, Pemerintah Vietnam telah melakukan skema respons secara cepat dan tepat terhadap penyebaran Pandemi Covid-19 di Vietnam.

Pemerintah Vietnam juga mampu melakukan mobilisasi segala sumber daya yang dimiliki dengan cara menerapkan komunikasi publik yang komprehensif dan dapat dipercaya, melakukan investigasi dari setiap kasus dengan metode Contact Tracing melalui Tim Tanggap Cepat, Pemerintah Daerah, dan sektor berpengaruh lainnya seperti Bandara, Travel Agencies, dan media, serta melakukan karantina dan isolasi terhadap pasien oleh Kementerian Kesehatan.

Berbagai langkah mobilisasi yang dilakukan pemerintah tersebut juga didukung oleh kedisiplinan masyarakat dalam menerapkan Social Distancing.

Sementara itu, Keberhasilan Pemerintah Vietnam dalam memulihkan perekonomian pasca pandemi Covid-19 dinilai tidak terlepas dari berbagai penerapan kebijakan ekonomi, kebijakan untuk menarik investasi asing dan kebijakan pada sektor pariwisata, sebagai berikut:

1. Kebijakan Pemerintah Vietnam pasca Covid-19 mengenai perekonomian, antara lain:

a. Melalui Peraturan Pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk menghilangkan hambatan produksi produk strategis dan hambatan lainnya dalam bisnis.

b. Melalui dekrit, Pemerintah Vietnam menerapkan pemotongan pajak dan pemberian bantuan langsung terhadap masyarakat yang terjangkit.

c. Mengajak pelaku bisnis dalam perundingan untuk membahas tindakan dalam pemulihan ekonomi pasca Covid-19.

d. Dari kebijakan yang telah dilakukan perekonomian Vietnam membaik dibuktikan dengan berhasilnya melakukan normalisasi ekspor beras yang sebelumnya dihentikan karena Covid-19. Kebijakan tersebut menjadikan Vietnam sebagai ekspor terbesar di samping Thailand yang masih menghentikan kegiatan ekspor.

2. Kebijakan Vietnam untuk menarik investasi asing, antara lain:

a. Percepatan proyek investasi di sektor transportasi dan energi.

b. Mempertimbangkan penunjukan langsung investor dan kontraktor sesuai undang-undang.

c. Pencairan modal investasi publik tahun 2019-2020 Kemudahan kondisi dan prosedur investasi.

3. Kebijakan Vietnam pada sektor pariwisata, antara lain:

a. Menghapus pengenaan value added tax/VAT bagi perusahaan travel dan pariwisata Vietnam pada kuartal I sampai III tahun 2020.

b. MoCST mengajukan kepada State Bank of Vietnam untuk memperpanjang loan repayment period dan menawarkan new preferential loan dengan bunga 0% untuk pelaku usaha wisata.

c. Mengizinkan perusahaan agen perjalanan dan para pekerja untuk menunda pembayaran asuransi hingga Juni 2021.

d. Promosi paket pariwisata domestik dengan tarif lebih murah, menurunkan biaya akomodasi dan biaya tiket kunjungan ke objek wisata sebesar 50%, pembebasan visa atau pengurangan biaya visa untuk pengunjung asing ke Vietnam.

Selain menerapkan berbagai kebijakan untuk perekonomian, Pemerintah Vietnam juga memberikan dorongan dan bantuan pemerintah vietnam terhadap pelaku bisnis dalam menghadapi Covid-19.

Menurut YKVN Law Firm Vietnam, Diep Hoai Nam, Pemerintah Vietnam memberikan insentif ekonomi terhadap beberapa sektor strategis dalam membantu perekonomian Vietnam yaitu pada sektor penyewaan tanah dengan memperpanjang waktu pembayaran pajak bagi pelaku bisnis tertentu, asuransi sosial, perbankan, listrik, beban biaya keamanan pasar, beban biaya administrasi, serta mendorong sektor pariwisata, penerbangan, industri manufaktur domestik, kegiatan olah raga, dan biaya masuk ke Vietnam bagi para pengunjung. Pemerintah Vietnam juga merencanakan untuk memberikan insentif lain berupa pemotongan dari sektor pajak, konstruksi dan sektor riil.

Di sisi lain, Direktur Jenderal Astra Visteon Vietnam, Ali Zunan mengatakan bahwa Indonesia merupakan negara mitra dalam industri manufaktur khususnya, bagi perusahaan Astra Visteon Vietnam.

Selama Pandemi Covid-19, penurunan persentase impor dari Indonesia ke Vietnam sebesar 14.6%. sementara, setelah Pandemi Covid-19 dan adanya bantuan dari Pemerintah Vietnam, angka impor dari Indonesia membaik ditunjukkan dari penurunan persentase sebesar 7,1% dari hari normal. Keadaan industri manufaktur yang membaik tersebut dilakukan dengan adanya bantuan dari Pemerintah Vietnam, seperti:

1. Pemberian bantuan asuransi sosial terhadap pekerja

2. Menunda pajak terhadap barang yang masuk dari negara mitra

3. Memperpanjang jangka waktu pembayaran pajak

4. Bantuan dana secara langsung mencapai VND 1.800.000 bagi para buruh yang dibayar berkala selama 3 bulan

5. Pemotongan 50% biaya administrasi perusahaan

Menyikapi perkembangan perekonomian Vietnam pasca pandemi Covid-19, Pemerintah RI melalui K/L terkait dinilai perlu untuk mendorong industri dalam negeri, baik industri manufaktur maupun industri pariwisata untuk mengimbangi negara-negara yang mulai membuka kembali perekonomiannya pasca pandemi Covid-19 guna meningkatkan kerja sama ekonomi Indonesia di luar negeri yang sempat mengalami penurunan akibat pandemi Covid-19. rmol news logo article

Penulis adalah analis intelijen luar negeri Badan Intelijen Negara (BIN)

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA