Pematangan diri dan studilah yang pertama mereka pilih.
Bukan glamoritas politik dan pragmatisme, seperti menjadi buzzers yang menyesatkan, dengan menyerang pribadi orang lain atas dasar fitnah, melakukan pembunuhan karakter, tanpa kemampuan logika dan argumentasi rasional.
Ketika Sukarno memulai karir politik pada 1927, tak lebih dari 78 orang Indonesia yang punya ijazah setingkat SMA atau HBS. Mereka yang terdidik ini ketika mahasiswa dan menyelesaikan studi umumnya menolak menjadi penjilat kekuasaan. Namun lebih memilih mengidentikkan diri dengan nasib rakyat yang sedang dijajah.
Hati nurani mereka adalah: “Pikirkanlah nasib rakyat...â€
Mahasiswa adalah termasuk golongan pertama yang mendobrak belenggu penjajahan untuk mencapai Indonesia merdeka. Sukarno, Soeharto, jatuh karena mahasiswa melakukan koreksi atas penyimpangan kekuasaan yang terjadi.
Susah dibayangkan kalau para mahasiswa waktu itu menjadi buzzeRp atau menjadi gerombolan penjilat kekuasaan belaka.
Yang bagaikan kertas tissue, sekali pake langsung dibuang.
Penulis adalah wartawan senior.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: