Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Kediri 'Wingit' Melejit

Rabu, 19 Februari 2020, 15:37 WIB
Kediri 'Wingit' Melejit
Presiden RI Joko Widodo/Net
BEBERAPA hari belakangan ini beredar kabar bahwa Sekretaris Kabinet (Setneg) RI Pramono Anung melarang Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk pergi ke Kediri.

Pramono disebutkan mempercayai wilayah Kediri merupakan 'wingit' bagi presiden. Pramono mengungkapkan hal itu pada saat memberikan sambutan pada peresmian rusunawa Pondok Pesantren Hidsyatul Mubtadien Lirboyo, Kediri.

Tak pelak, pernyataan Pramono itu pun menuai komentar. Diantaranya, "Pramono Anung aneh, tokoh lulusan ITB kok percaya mitos?" Tapi nampaknya, Pramono juga tak terlalu menanggapinya.

Namun bagi Pramono, kekhawatirannya cukup beralasan. Menurut kaidah cocokologi ala gothak-gathik-gathuk, memang ada sejumlah pejabat yang lengser setelah berkunjung ke Kediri.

Sebut saja Presiden KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur lengser tidak lama setelah berkunjung ke Kediri. Kemudian ada Menteri Agama era SBY, Suryadharma Ali, yang ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai tersangka kasus gratifikasi, setelah berkunjung ke Kediri. Juga Menpora Imam Nahrawi, yang menjadi tersangka KPK setelah setelah menghadiri acara talk show stasiun TV di GOR Jayabaya. Imam Nahrawi pun harus lengser dari jabatannya beberapa hari kemudian.

Kasus yang sama juga dialami Ketua Umum DPP PPP Romahurmuziy. Sehari setelah menghadiri konsolidasi partai di Hotel Kediri, Romahurmuziy tertangkap dalam operasi tangkap tangan (OTT) KPK di Surabaya. Kejadian terbaru menimpa Dirjen Imigrasi Ronny F. Sompie. Empat hari setelah berkunjung untuk meresmikan Kantor Imigrasi Kediri, Ronny F Sompie dicopot dari jabatannya.

Meski sebenarnya agak disayangkan jika Presiden Jokowi benar-benar termakan mitos hingga pantang ke Kediri. Pasalnya, Kediri selama ini diketahui sebagai kandang banteng, alias basis massa dan pendukung parpol penguasa tempat Jokowi bernaung, yakni PDIP.

Ditambah lagi, tak sedikit para kiai pengasuh pondok pesantren di Kediri yang memang mendukung kepala negara petahana. Karena para kiai ini terpikat akan kebijakan presiden inkumben yang menetapkan Hari Santri Nasional pada 22 Oktober. Kata mereka, "Jokowi itu pemimpin yang ngewongke santri".

Di samping itu, Kediri juga diketahui sebagai kota berprestasi, mau punya bandara lagi. Ini harusnya menjadi pertimbangan yang lebih logis untuk bisa mengunjungi Kediri.

Dalam menyongsong perencanaan dan pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2020-2024 Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar mengungkapkan 10 program unggulan pada visi misi yang akan menyempurnakan pembangunan daerah. Program ini meliputi berbagai bidang, baik pemerintahan, kesehatan, pendidikan, sosial, dan ekonomi.

Dalam rangka mewujudkan Kota Kediri yang maju dan nyaman, Pemerintah Kota Kediri menetapkan visi RPJMD Kota Kediri tahun 2020-2024, yakni "Kota Kediri Unggul dan Makmur dalam Harmoni".

Adapun 10 program tersebut antara lain, prodamas plus, service city card, open and clean government, asuransi kesehatan universal atau universal health coverage, home care untuk kondisi darurat, lansia dan balita. Selanjutnya pendidikan gratis dan berkualitas, pengembangan usaha milik RW atau koperasi RW, penciptaan 15.000 wirausaha baru, satu kelurahan satu Ruang Terbuka Hijau (RTH), dan kampung Keren (kreatif dan independen).

Di Kediri juga banyak warga berusia produktif bonus demografinya sudah sejak tahun 2018. Karenanya, Pemerintah Kota Kediri akan mencoba menyambungkan mereka dengan market place.

Melihat masa depan Kota Kediri yang sangat menjanjikan, Walikota Kediri memiliki pandangan strategis untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan pada masa depan. Capaian-capaian pembangunan di Kota Kediri akan atur supaya memiliki arah yang jelas dan tentunya berdampak bagi masyarakat.

Cita-cita Kota Kediri untuk menjadi lebih baik ke depan juga bukan menjadi omong kosong belaka. Ini dibuktikan dari prestasi yang diapat dari beberapa bidang. Banyak prestasi yang bisa dipertahankan dan tak sedikit pula yang bisa meningkat pada setiap tahun.

Prestasi tersebut antara lain adalah meingkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kota Kediri mencapai 77,13, pertumbuhan ekonomi mencapai 5,47 persen, tingkat kemiskinan 7,68 persen, tingkat pengangguran terbuka 3,63 persen dan inflasi di Kota Kediri yang turun diangka 1,97 persen.

Selain itu Kota Kediri juga mampu mencapai target kinerja RPJMD, dalam lima tahun ini Pemerintah Kota Kediri telah meraih beberapa penghargaan. Diantaranya, sebagai TPID terbaik se-Jawa Bali selama dua tahun berturut-turut, lima terbaik penyelenggaraan PTSP terbaik se-Indonesia tahun 2018, penghargaan sebagai kota layak anak tingkat madya, Anugerah Parahita Ekapraya (APE), Adipura, opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dan SAKIP dengan nilai BB.

Ini baru prestasi milik Kota Kediri. Belum ditambah yang Kabupaten Kediri. Apalagi adanya kawasan Kampung Inggris yang tak kalah potensi ekonomi dan popularitasnya.

Jadi, jika benar Pak Presiden termakan mitos, bukankah malah akan mengecewakan pendukungnya? Padahal mitos belum tentu terjadi. Seburuk-buruknya kemungkinan, sikap yang berlebihan dalam meyakini mitos Kediri wingit tadi malah berpotensi meruntuhkan kepercayaan masyarakat Kediri terhadap penguasa.

Bisa jadi, masyarakat Kediri berbalik arah dan mendemo presiden, tidak terima disebut kotanya membawa sial. Tidakkah ini lebih ironis? rmol news logo article

Nindira Aryudhani
Koordinator Lentera; berdomisili di Kampung Inggris, Kediri.

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA