Hal ini menyebabkan industri-industri di Provinsi Hubei, tempat asal corona virus tersebar, masih belum ada aktivitas sejak liburan Tahun Baru Imlek. Dan begitu juga dengan provinsi-provinsi lainnya di China yang belum semuanya aktivitas produksi berjalan.
Tentu saja ini akan memberikan dampak dengan menurunnya PDB di China di kwartal pertama 2020 hingga mencapai 1,28 persen. Dan berakibat terjadi penurunan terhadap pertumbuhan China hingga 1 hingga 2 persen di tahun 2020, di mana pertumbuhan China yang diprediksi dikisaran 6 persen di tahun 2020 bisa turun menjadi 4,5 hingga 5 persen nantinya.
Melambatnya pertumbuhan ekonomi China ini juga berdampak bagi negara lain. Indonesia terkena dampak yang paling besar jika dibandingkan negara lain karena China merupakan tujuan utama ekspor Indonesia.
Gejolak ekonomi China berdampak lebih besar ke pertumbuhan ekonomi di Indonesia jika dibandingkan dengan negara lain. Saat ini, 20 persen tujuan ekspor Indonesia adalah ke China.
Apapun yang terjadi pada Produk Domestik Bruto (PDB) China akan berpengaruh terhadap PDB Indonesia. Setiap penurunan pertumbuhan ekonomi China 0,5 persen akan berdampak terhadap penurunan ekonomi Indonesia sebesar 0,1 persen.
Apabila perekonomian China terus melambat selama 4 kuartal, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia akan turun sebesar 1,68 persen. Artinya, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini akan di bawah 5 persenan
Hubungan ekonomi Indonesia dengan China dalam 10 tahun terakhir ada 3 channel yaitu, trade, financial, dan commodity price channel.
Saat ini, kondisi perdagangan Indonesia amat bergantung kepada China. Indonesia memandang China sebagai tujuan utama ekspor barang-barang dan komoditas.serta sebagai sumber pembiayaan investasi proyek-proyek infrastruktur dan masuknya investasi investasi ke Indonesia untuk bisa “Cilaka†(Cipta Lapangan Kerja) karena itu salah satunya membuat omnibus law.
Kondisi perdagangan Indonesia bergantung dari China. China saat ini menjadi tujuan utama ekspor Indonesia, ekspor ke China meningkat drastis dari sisi nilai dan volume
Komoditas yang diekspor ke China antara lain batu bara, karet ,nikel dan minyak sawit
Tragedi Grey Rhinos, Black Swan (krisis utang) serta serangan virus corona di China menjadi faktor yang sangat besar dalam mempengaruhi berkurangnya ekspor Indonesia ke China, sehingga mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Akibat ekspor menurun otomatis serta terus tidak terkendalinya impor, maka akan berdampak pada makin loyonya nilai kurs rupiah terhadap dolar
Begitu juga di sektor pembiyaaan proyek infrastruktur dan masuknya investasi dari China akan banyak ditunda nantinya, serta dimungkinkan akan banyak investor China yang menanamkan investasinya di pasar keuangan Indonesia balik kampung.
Nah Kang Mas Joko Widodo harus mempersiapkan contengency plan untuk bisa terhindar dari krisis ekonomi. Karena virus pelemahan ekonomi sudah menyerah. Software-software perekonomian nasional seperti industri pariwisata, pusat perbelanjaan, restoran, industri jasa penerbangan yang mengandalkan turis dari China menurun.
Arief Poyuono
Waketum DPP Gerindra
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: