Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Arab-Cina

Rabu, 10 Juli 2019, 13:43 WIB
Arab-Cina
AR Baswedan dan Liem Koen Hian/Net
BELAKANGAN ini muncul stigma negatif bahkan kecurigaan etnis Tionghoa akan menguasai Indonesia. Hal yang sama juga dialami etnis Arab yang tinggal dan lahir di Indonesia akan melakukan arabisasi. Ini sudah pernah terjadi, dan memang ada segelintir dari etnis tadi yang tidak menganggap Indonesia sebagai negaranya.

Hingga hadirlah AR Baswedan dan Liem yang menyadarkan etnis Arab-Cina tentang nasionalisme. Keduanya, melalui koran milik Liem mengajak etnis Arab maupun Cina agar setia pada Indonesia. AR Baswedan pada saat itu menjadi murid Liem dalam dunia jurnalistik. Liem Koen Hian mempersilakan Baswedan menggunakan korannya untuk menyatukan etnis Arab.

Di kemudian hari keduanya menjadi tokoh penting pergerakan nasional. Kita boleh mensejajarkan keduanya dengan Soekarno maupun Hatta serta pendiri negara ini lainnya. Nasionalisme keduanya tidak perlu diragukan, mereka menanggalkan identitas Arab dan Cina daratan. AR Baswedan menyatakan perang total kepada golongan Arab Arabitah. Arab yang setia pada Yaman sebagai tanah airnya.

AR Baswedan menyatakan lupakan Hadramaut karena tanah air kita adalah Indonesia. Demikian dengan Liem Koen Hian yang menyatakan perang terhadap etnis Tionghoa yang masih setia pada Cina daratan. Kedua sosok ini harusnya kembali muncul di tengah sentimen Arab dan Tionghoa. Selain memang ada gejala etnis Tionghoa yang lebih setia pada Cina daratan. Ada pula segelintir etnis Arab yang lebih setia pada negeri Arab ketimbang Indonesia.

Kedua kelompok itu tentu merugikan etnis Arab dan Tionghoa yang setia pada Indonesia. Harusnya Anies dan Ahok melihat fakta ini, keduanya merupakan simbol dari etnis masing-masing. Mereka berdua bisa menjelma menjadi Abdul Rahman Baswedan dan Liem Koen Hian. Menyatakan perang terhadap etnis mereka yang tidak setia pada Indonesia meski kenyang di Indonesia.

Semangat nasionalisme Liem Koen Hian dan AR Baswedan harus kembali disebarkan Anies dan Ahok. Sebagai dua tokoh nasional yang kerap menjadi liputan media, kedua dapat menjadi duta nasionalis bagi etnis mereka yang telah memudar rasa nasionalismenya. Melalui Anies dan Ahok, kedua etnis yang kini sedang disorot akan kembali berbaur dan merajut keindonesiaan.

Gerakan arabisasi dan Cina daratan merupakan politik identitas yang akan mengganggu agenda nasionalisme. Mereka sedang berupaya agar etnis Tionghoa dan Arab di Indonesia mengikuti keinginan mereka. Kedua gerakan itu harus dihentikan oleh tokoh dari masing-masing etnis. Tokoh yang nasionalis dari kedua etnis tersebut, atau perpecahan bangsa akan terjadi. rmol news logo article

Don Zakiyamani
Ketua Umum Jaringan Intelektual Muda Islam (JIMI).

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA