Langkah nyata
yang dilakukan diantaranya telah menyelesaikan penataan kawasan
perbatasan dan pembangunan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Terpadu yakni
PLBN Motaain di Kabupaten Belu dan PLBN Motamasin di Kabupaten Malaka.
Selain
merampungkan PLBN, Kementerian PUPR melalui Balai Pelaksana Jalan
Nasional (BPJN) X Kupang Direktorat Jenderal Bina Marga juga tengah
membangun Jalan perbatasan Nusa Tenggara Timur (NTT) provinsi yang
berbatasan dengan Timor Leste sepanjang 179,99 kilometer atau yang di
kenal dengan istilah Sabuk Merah Sektor Timur dari Kabupaten Belu hingga
Kabupaten Malaka.
Dari 179,99 kilometer tersebut yang sudah
tertangani (aspal) hingga ditahun 2018 sepanjang 85 kilometer. Sedangkan
ditahun 2019 akan bertambah dan sedang dikerjakan sepanjang 46
kilometer, sehingga sisanya akan dituntaskan pada tahun 2020 mendatang.
Sepanjang
Jalan Sabuk Merah Sektor Timur tersebut rencananya akan dibangun
sebanyak 44 buah jembatan dengan panjang 1600 meter.
Saat ini
di tahun 2018 telah terbangun sebanyak 31 buah jembatan dengan panjang
1250 meter. Sedangkan sisanya pada tahun 2019 sendiri akan diselesaikan
13 buah jembatan. Adapun Jembatan tersebut semuanya terbuat dari rangka
baja dengan bentang rata-rata 60 meter.
Sedangkan Sabuk Merah di
Sektor Barat di daerah Timur Tengah Utara (TTU) sepanjang 130,88
kilometer akan dilakukan penanganan apabila Jalan Sabuk Merah di Sektor
Timur telah seluruhnya tersambung.
Proses pengerjaan jalan
perbatasan Sabuk Merah Sektor Timur tahun ini terbagi dalam beberapa
paket yang dikerjakan oleh beberapa kontraktor lokal dan nasional.
Jalan
Sabuk Merah Perbatasan Indonesia-Timor Leste ini punya arti penting
karena akan menjadi akses pendekat ke garis perbatasan sehingga bisa
mempermudah pengawasan garis perbatasan di dua negara tersebut.
Kepala
Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR Endra S. Atmawidjaja
mengatakan, jalur Sabuk Merah tidak hanya berfungsi untuk menghubungkan
beberapa pos keamanan sepanjang PLBN Motaain dan PLBN Motamassin saja.
Namun, pembangunan di pinggir Indonesia ini pun mendukung perekonomian
masyarakat setempat.
Salah satu potensi ekonomi yang bisa
didorong adalah sektor pariwisata. Sebuah sabana Fulan Fehan di
Lamaknen, Kabupaten Belu, terlintasi Sabuk Merah sektor Timur, sehingga
memudahkan wisatawan untuk berkunjung ke spot wisata yang unik dan
eksotik ini.
"Dulu kan sulit sekali ke Fulan Fehan ini. Dengan jalan perbatasan kini bisa lebih mudah, dijangkau" kata Endra.
Di
samping itu, pada kawasan sekitar Fulan Fehan pun terdapat komoditas
perkebunan pohon kayu putih, kelor, dan jambu mete. Dengan adanya jalan
tersebut maka akan lebih mudah untuk masyarakat meningkatkan skala
produksi dan nilai tambah bagi produk lokal.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: