Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Kementan Cari Pemuda Inovatif dan Adaptif Untuk Dorong Produktivitas Pertanian

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Selasa, 21 Mei 2019, 07:42 WIB
Kementan Cari Pemuda Inovatif dan Adaptif Untuk Dorong Produktivitas Pertanian
Foto: Istimewa
rmol news logo Wirausaha masyarakat Gowa, Sulawesi Selatan di bidang pertanian mendapat perhatian dan apresiasi yang tinggi dari Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian Kuntoro Boga Andri.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

“Kita membutuhkan para petani yang adaptif inovasi karena inovasi dan teknologi dibutuhkan untuk meningkatkan produktivitas pertanian,” ujar Boga saat menjadi pembicara Bincang Asyik Pertanian (Bakpia) di Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Gowa beberapa waktu lalu.

Ia mengatakan bahwa pemuda memiliki peran yang sangat penting dalam keberhasilan pembangunan pertanian. Menurutnya anak muda lebih mudah beradaptasi terhadap teknologi dan responsif pada perubahan.

“Karena itu, pemerintah akan terus menjalankan komitmennya untuk membekali anak muda yang turun ke sektor pertanian,” papar Boga.

Di bawah kepemimpinan Andi Amran Sulaiman, lanjutnya, Kementan melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) menggiatkan program Penumbuhan dan Penguatan Petani Milenial. Program ini ditujukan untuk menumbuhkembangkan minat generasi milenial untuk berwirausaha di sektor pertanian.

“Lewat program Petani Milenial, kami menyalurkan bantuan sarana prasana pertanian, sekaligus memberikan bimbingan dan pendampingan kepada para petani milenial,” sebut Boga.

Pelaksanaan program ini digerakkan di seluruh provinsi di Indonesia, mulai dari Aceh sampai ke Papua. Para petani milenial diidentifikasi dan dikategorikan sesuai zona kawasan jenis komoditas pertaniannya, yaitu dari tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan.

Setiap zona mendapatkan jenis bantuan yang berbeda. Untuk tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan, kelompok tani milenial akan mendapat bantuan benih. Sementara peternakan mendapatkan bantuan ternak, seperti sapi, kambing, dan ayam.

Langkah pemerintah dalam menggiatkan program Petani Milenial dinilai penting oleh Sekretaris Jenderal Gerakan Pemuda Tani Indonesia (Gempita) Muhammad Riyada. Menurutnya, masih banyak anak muda yang berpikir sektor pertanian belum menjanjikan sebagai lahan mata pencaharian.

“Pertanian masih membutuhkan banyak tenaga muda. Dan apabila dikelola dengan benar, bisnis di sektor pertanian bisa menghasilkan keuntungan yang berlimpah,” tandas Riyada.

Perspektif generasi muda menurutnya juga perlu diubah. Ia menyayangkan masih banyak pemuda yang berpikir bahwa pertanian hanya seputar budidaya dan produksi. Padahal banyak bidang pertanian lainnya yang dapat dijadikan sebagai ladang penghasilan.

“Sementara di luar Jawa, seperti Sumatera Selatan dan Kalimantan Selatan, para anak muda di sana berupaya mengoptimalkan lahan yang belum produktif. Ini adalah contoh kreatif dan perlu ditiru anak muda lainnya,” serunya.

Salah satu contoh sukses yang digadang oleh Kementan adalah Mardiana, salah satu agropreneur komoditas jamur tiram asal Maros, Sulawesi Selatan yang mampu menghadilkan omset hingga 120 juta rupiah setiap bulannya.

Usaha Mardiana sudah berlangsung selama sembilan tahun. Tiga tahun pertama, Ia sempat kesulitan menembus pasar Makassar. Pada awalnya, pasar di sana belum menyambut positif produk jamur tiram yang dihasilkannya. Bagi mayoritas masyarakat Makassar saat itu, jamur masih identik dengan racun.

Usahanya berbuah manis. Lima tahun terakhir, permintaan jamur Mardiana justru membludak. “Saat ini produksi kami dua hingga tiga ton per bulan. Itu pun belum bisa memenuhi permintaan pasar. Padahal kami sudah bermitra dengan 30 petani. Jadi peluang untuk meningkatkan kapasitas bisnis masih sangat terbuka,” Kata Mardiana.rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA