Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Kiat Meraih Sukses Ramadan

Senin, 06 Mei 2019, 14:10 WIB
Kiat Meraih Sukses Ramadan
Ilustrasi/Net
RAMADAN hadir sebagai solusi bagi orang-orang beriman. Tabiat jiwa manusia cenderung melemah. Keimanan pun fluktuatif, terkadang naik dan turun. Pada saat  manusia sangat membutuhkan kekuatan iman dan ruhiyah (spiritual) untuk menghadapi berbagai problematika hidup yang sulit dan berat, Ramadan hadir ke tengah-tengah kehidupan mereka.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Dengan datangnya bulan Ramadan, Allah SWT memberikan bantuan dan sekaligus hiburan kepada umat Islam dalam menghadapi kondisi berat, sehingga dapat  keluar dari permasalahan yang berat dan sulit tersebut. Ini berarti Ramadan adalah nikmat dan karunia Ilahi.

Berikut ini adalah 7 Kiat Meraih Sukses Ramadan:

1. Berbahagia dengan hadirnya Ramadan, karena ia termasuk karunia dan nikmat Allah Ta'ala. Allah berfirman:

“Katakanlah, ’Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Karunia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan." (QS. Yunus [10]: 58).

Karena itu, kita men-tarhib Ramadan. Kata tarhib berasal dari kata rahhaba-yurahhibu-tarhiiban, yang berarti melapangkan dada dan menyambutnya dengan mesra dan gembira. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pun telah men-tarhib Ramadan dua bulan sebelumnya, yaitu sejak bulan Rajab.

2. Menyiapkan diri dengan baik, mulai dari: 1) Persiapan hati; dengan meningkatkan intensitas dan kualitas ibadah. 2) Persiapan akal; dengan mendalami Fiqhu’s Shiyam (pengetahuan seputar aturan-aturan syariat seputar puasa) sehingga dapat melaksanakan puasa dengan baik dan benar. 3) Persiapan fisik; sebab fisik yang lemah tidak bisa menunaikan ibadah puasa dengan sempurna.

Allah Ta’ala berfirman, “Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa.” (QS. Al-Baqarah: 197).

3. Merencanakan peningkatan prestasi ibadah dibarengi dengan tekad kuat untuk menjadikan Ramadan tahun ini harus lebih baik dari tahun lalu. Baik perencanaan yang bersifat global maupun perencanaan bersifat rinci, baik secara kuantitas maupun kualitas. Seperti dengan menyusun Daftar Menu Ibadah berisi tarawih yang utuh, tilawah Al-Quran sampai khatam, ifthar shaim (memberi buka puasa), peningkatan kuantitas zakat dan sedekah dan lain-lain. Ayat 18 dari Surat Al Hasyr menegaskan pentingnya planning (perencanaan) dalam hidup seorang mukmin karena dapat menghantarkan kepada derajat takwa.

4. Melaksanakan ibadah puasa dan amaliyah-amaliyah Ramadan lainnya dengan hati yang ikhlas; semata-mata didasari atas panggilan iman dan memperhatikan segala adab serta sunnah-sunnahnya. Sebab, diterimanya suatu ibadah hanya dengan dua syarat itu.

5. Mujahadah (bersungguh-sungguh) menjadikan Ramadan sebagai Syahru’t Taubah (Bulan Taubat), Syahrut Tarbiyah dan Syahrud Da’wah (Bulan Pendidikan dan Da’wah) serta Syahrul Jihad (Bulan Jihad/Perjuangan). Ketika kita bersungguh-sungguh, maka Allah akan membukakan kepada kita berbagai jalan kemudahan, termasuk kemudahan dalam meraih sukses Ramadan.

Allah Ta'ala berfirman, “Dan orang-orang yang bermujahadah (bersungguh-sungguh/berjiha) untuk (mencari keridaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (QS Al ‘Ankabut [29]: 69).

6. Berpuasa seperti puasanya orang yang akan meninggalkan dunia. Dalam hadits shahih Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memberikan tips salat yang khusyu' dengan sabdanya,

“Apabila kamu hendak salat, maka salatlah seperti salatnya orang yang akan pamitan ..” (HR Ahmad, no. 23498, Ibnu Majah, no. 4171, dan di shahih kan oleh Syekh Albani dalam “As Silsilah Ash Shahihah”, no. 401).

Dalam konteks Ramadan, pesan itu seakan menjadi, "Berpuasalah seperti puasanya orang yang akan meninggalkan dunia".

Kita semua pasti akan meninggalkan dunia yang fana, tanpa pernah bisa kita prediksi dan kematian tidak pernah akan permisi. Menghadirkan perasaan jangan-jangan Ramadan kali ini adalah yang terakhir �"kemungkinan itu bisa terjadi- dapat memacu dan memicu kita untuk dapat mengoptimalkan pertemuan kita dengan Ramadan dengan peningkatan beragam amaliah Ramadan, baik secara kuantitas maupun kualitas.

7. Memohon taufiq (kesuksesan) kepada dalam doa. Sebab, Allah-lah Pemilik Kesuksesan. Dan Ramadan juga dikenal sebagai Syahru’d Du’aa’ (Bulan Do’a). Sehingga di tengah-tengah pembahasan tentang puasa, Allah swt juga menyisipkan satu ayat tentang do’a, yaitu ayat 186 dari QS. Al Baqarah [2]. rmol news logo article

Dr. Ahmad Kusyairi Suhail, MA
Sekjen Ikatan Dai Indonesia, Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA