Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Tidak Ada Yang Salah Pelawak Menjadi Presiden

Lakon Petruk Dadi Ratu Ala Ukraina

Rabu, 24 April 2019, 13:30 WIB
Tidak Ada Yang Salah Pelawak Menjadi Presiden
Volodymyr Zelenskiy/Net
KETIDAKSERIUSAN itu sejatinya setingkat di atas keseriusan. Jadi jangan pernah pandang remeh sense of humor, karena kemampuan menertawakan penderitaan adalah bentuk refleksi mendalam.

Hari-hari ini, hasil pesta demokrasi di Ukraina menghasilkan fenomena menarik. Petahana Petro Poroshenko dikalahkan oleh politisi muda, Volodymyr Zelenskiy (41) yang berada diluar lingkar politik Ukraina, hasil exit poll menempatkan perolehan suara Zelenskiy 73 persen.

Hal yang tentu mengejutkan, karena Zelenskiy selama ini dikenal sebagai seorang komedian dalam serial televisi Servant of the People. Ketenaran komedi situasi itu menjadi bekal popularitas bagi Zelenskiy untuk mengantarkannya berkontestasi.

Apa yang dialami Zelenskiy di dunia nyata, tidak ubahnya bagaikan peran dalam serial tivi yang dibawakannya tersebut. Komedi satire dalam cerita tersebut juga mengisahkan quantum leap keterpilihan guru yang kemudian menjadi Presiden Ukraina, berkat dukungan viralitas kritik di sosial media.

Kini Zelenskiy benar-benar menjadi Presiden Ukraina sesungguhnya. Tantangan terbesarnya tentu untuk membuktikan kemampuannya dalam memberikan arah kepemimpinan, bukan sekedar memainkan peran sebagaimana aktor memahami script skenario, dari naskah cerita yang telah dipersiapkan.

Dalam kajian media, kita dapat memahami bila publik mengalami kondisi ketercampuran realitas dunia maya melalui konstruksi media, dengan dunia nyata. Situasi tersebut dikenal sebagai hiperrealitas. Tapi publik lebih memilih peruntungan dengan mengangkat kandidat baru dibanding petahana, karena berharap realitas itu bisa dibuktikan dalam kehidupan sesungguhnya.

Makna Simbolik

Tidak ada yang salah dengan seorang pelawak yang menjadi Presiden, karena dalam demokrasi semua individu memiliki kesempatan serta peluang yang sama untuk jabatan publik. Demokrasi adalah soal konsensus. Ronald Reagan mantan Presiden Amerika juga memiliki latar belakang aktor, dan itu sah-sah saja.

Lalu apa kaitan episode Petruk Dadi Ratu dengan Ukraina? Cerita petruk, salah seorang dari tokoh punakawan yang jenaka mendadak menjadi Ratu alias Raja -ed Jawa, dikarenakan mampu mengambil pusaka Kalimasada.

Tafsir laku pentas tersebut dapat dimaknai secara simbolik, bahwa rakyat kecil seperti Petruk pun bisa menjadi tokoh besar, ketika memiliki pusaka Kalimasada yang diidentifikasi sebagai prinsip kalimat Syahadat, ada keteguhan keimanan, serta prinsip moralitas yang tinggi.

Kapasitas Petruk mendadak melejit, melintas bagai orbit meteor, ketika memiliki integritas moral yang mumpuni. Kira-kira begitu tafsir drama lakon Petruk Dadi Ratu. Perlu dipahami dalam alam demokrasi, politik adalah soal pilihan dan harapan publik.

Tentu saja keterpilihan bukan sekedar faktor keberuntungan semata, tetapi ada prasyarat pendukung utamanya, kondisi sosial ekonomi dan rapuhnya politik menciptakan ketidakpercayaan publik. Hal tersebut, tampaknya menjadi lahan subur bagi upaya penghukuman publik pada kekuasaan.

Proksi Kepentingan

Keterpilihan Zelenskiy menjadi sebuah kajian yang menarik, terkait proksi kepentingan dan metode kampanye yang dipergunakan untuk mempersuasi publik. Bahkan Zelenskiy disebut tidak memiliki pengalaman politik, di luar bidang profesinya pada dunia hiburan.

Hal tersebut, yang dijadikan sebagai alat kampanye Poroshenko sang petahana. Publik toh tidak bergeming, karena situasi domestik Ukraina tidak memberikan ilustrasi yang lebih baik ketika berada di bawah kekuasaan incumbent. Maka keterpilihan Zelenskiy dapat diartikan sebagai perlawanan publik.

Situasi ini tentu tidak mudah, terlebih Zelenskiy memang tidak secara terbuka melakukan kampanye di hadapan massa, bahkan absen pada saat debat terbuka berhadapan dengan Poroshenko. Apa yang ditawarkan Zelenskiy justru lebih banyak dimainkan melalui sosial media untuk topik yang ringan.

Tidak bisa dipungkiri, Zelenskiy tercitrakan berkat serial komedi yang dimainkannya. Selain itu, Zelenskiy menjadi pilihan alternatif publik, secara berkebalikan dari petahana. Ilustrasi Zelenskiy dimaknai sebagai kesederhanaan yang berlawanan dengan oligarki kekuasaan alias status quo.

Pertanyaan selanjutnya, kita harus juga melihat keterpilihan Zelenskiy sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari fragmentasi politik internal Ukraina. Kubu oposisi petahana keluar dari gelanggang, dan aktor politik baru muncul, Zelenskiy menjadi pendobrak tradisi politik, bukan tidak mungkin merepresentasi kepentingan oposisi.

Sekali lagi, tentu kita turut bergembira dengan proses demokrasi di Ukraina, sembari melihat perkembangan yang mungkin terjadi dalam konteks anomali politik. Premis utamanya oligarki kekuasaan memiliki kemampuan hegemonik, untuk mempertahankan diri.

Kini sosial media telah menjadi instrumen sekaligus alat efektif mendekonstruksi oligarki. Tantangan terpentingnya adalah membuat momentum kemenangan tersebut menjadi kemenangan publik sesuai dengan harapan khalayak ramai.

Sebagai seorang aktor, Zelenskiy tentu memiliki kemampuan beradaptasi dengan perubahan peran dan berimprovisasi. Sebab dalam panggung politik dikenal dramaturgi, keterpisahan panggung depan ke muka publik, termasuk panggung belakang yang dimaknai sebagai interelasi dengan berbagai aktor politik lain di Ukraina. Selamat memimpin dengan senyuman! rmol news logo article

Yudhi Hertanto
Mahasiswa Program Doktoral Ilmu komunikasi Universitas Sahid Jakarta.

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA