Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Santri Penerus Sumber Daya Pertanian Tanah Air

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Selasa, 09 April 2019, 13:31 WIB
Santri Penerus Sumber Daya Pertanian Tanah Air
Kuntoro Boga Andri dan santri/Net
rmol news logo Kementerian Pertanian (Kementan) akan melibatkan santri dalam upaya percepatan pembangunan di Tanah Air.

Santri dilibatkan karena menjadi bagian dari generasi muda dengan potensi besar, yang diyakini mampu jadi penerus sumber daya manusia di sektor pertanian.

Begitu Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Kuntoro Boga Andri saat meluncurkan Program Kelompok Santri Tani Milenial (KSTM) di Kabupaten Bangkalan, Selasa (9/4). Program ini menyasar 230 santri dari 23 pesantren.

“Kita harus bina santri dan ajak mereka terjun ke dunia pertanian, salah satunya melalui KSTM ini," ujar Boga, Selasa (9/4).

Kata Boga, bersamaan dengan acara ini, Kementan juga membawa sejumlah bantuan yang nantinya bisa dipakai sebagai bahan praktik berupa 11.500 ekor ayam, 23.000 kg pakan ayam, 23 paket obat/vitamin/vaksin serta bantuan pembuatan kandang sebanyak 23 unit.

Melalui bimbingan teknis tersebut, tambahnya, selain diharapkan terjadi peningkatan kompetensi, para santri bisa bergabung dalam KSTM sebagai media organisasi pembelajaran dalam dunia pertanian dan pengembangan usaha.

Terkait potensi daerah, Bupati Bangkalan Latif Amin Imron atau yang biasa dipanggil Ra Latif mengatakan bahwa Bangkalan adalah gudangnya pondok pesantren di Jawa Timur.

Selain itu, 70 persen penduduknya bekerja di sektor pertanian dengan pencapaian padi 32 ribu ton per tahun dan 132 ribu ton jagung per tahun.

“Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2018, terdapat 231.000 pondok pesantren dengan dan 805 madrasah diniyah yang berada di Kabupaten Bangkalan,” jelasnya.

Meski demikian, sambungnya, beberapa indikator masih menunjukkan Bangkalan sebagai daerah tertinggal. Menurut Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, 60 persen desa di Bangkalan dan 15 persen penduduknya termasuk kategori tertinggal.

“Ketertinggalan ini identik dengan desa dan pertanian, sehingga obat mujarab membangun desa adalah dengan membangun pertanian," tegasnya.

Ra Latif juga sangat mendukung program KSTM tersebut karena selaras dengan program prioritas daerah yang disusunnya, yakni program santri enterpreneur dan penumbuhan 1000 wirausahawan di tiap kecamatan.

"Saya merasa bahagia karena program kerja prioritas ini bisa berjalan selaras dengan program santri tani milenial dari Kementerian Pertanian,"ungkapnya.

Bimbingan teknis yang diselenggarakan oleh Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan tersebut dilangsungkan selama dua hari, tanggal 8-9 April 2019.

Selanjutnya para santri yang tergabung dalam KSTM tersebut akan mendapatkan pendampingan dan bimbingan dari para penyuluh.

Dalam laporannya, Kepala Bidang Program dan Evaluasi BBPP Ketindan, Riza Fakhrizal menyebutkan Kabupaten Bangkalan sebagai kabupaten kedua setelah Sumenep yang telah melaksanakan program KSTM di Pulau Madura.

Program santri milenial ini, menurutnya bisa mendorong percepatan pembangunan di daerah, khususnya dari sektor pertanian. Program tersebut sejalan dengan program pemerintah dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA