Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Harga Anjlok Saat Petani Panen, Bulog Diminta Turun Tangan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Kamis, 28 Maret 2019, 14:56 WIB
Harga Anjlok Saat Petani Panen, Bulog Diminta Turun Tangan
Menteri Amran/Net
rmol news logo Memasuki akhir musim panen raya, harga gabah anjlok hingga menyentuh angka Rp 3.500. Menurut Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, nominal tersebut tidak sesuai dengan harga yang sempat direkomendasikan oleh Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu, yaitu sebesar Rp 4.070 per kilogram.

Sejalur dengan komitmen Kementerian Pertanian untuk melindungi serta mensejahterakan kaum tani di seluruh Indonesia, Amran merekomendasikan Bulog agar segera mengambil kebijakan inisiatif demi mengatasi ketidakseimbangan harga gabah di pasar.  

Selasa (26/3) lalu saat berkunjung ke Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Amran membuka Pertemuan Apresiasi dan Sinkronisasi Program Kementerian Pertanian (Kementan) tahun 2019 di Desa Pacing, Kecamatan Jatisari.

Dalam pertemuan tersebut diketahui bahwa Kabupaten Karawang tengah panen padi. Berdasarkan hitungan sementara, luas panen padi bulan Maret 2019 di Kabupaten Karawang mencapai 5.532 hektare. Kondisi panen di Karawang berlangsung setiap hari berkat Program
Upaya Khusus Kementan dan terjadinya peningkatan luas tambah tanam.

Adapun di Kecamatan Jatisari sendiri luasan panen mencapai 175 hektare. Sementara luasan padi yang dipanen baru sekitar 12 hektare.

Harga Gabah Rendah adalah Gabah Bawon

Dinas Pertanian Kabupaten Karawang menelusuri kebenaran informasi yang menyebutkan harga gabah kering petani (GKP) di Desa Mekarsari di luar ekspektasi petani hanya Rp 3.500. Karena sebelumnya harganya mencapai Rp 5.000 per kg GKP. Hasilnya ditemukan bahwa gabah di harga Rp 3.500 tersebut ternyata merupakan gabah bawon, yakni gabah dari upah kerja saat panen berupa gabah diberikan kepada yang buruh tani.

"Harga gabah Rp 3.500 per kg jenis gabah bawon. Gabah yang rebah harganya Rp 3.800 sampai Rp 3.900 per kg," ucap Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Karawang Hanafi.

Menurutnya untuk harga gabah yang bagus Rp 4.000 sampai Rp 4.200 per kg.

Hal senada disampaikan salah satu Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Desa Mekarsari, Jatisari, Karawang, Slamet Sugiman. Dia mengatakan bahwa ‎harga gabah per tanggal 24 hingga 26 Maret 2019 untuk padi Varietas Inpari 32, Inpari 33, dan Ciherang sebesar Rp3.800 sampai Rp3.900 per kg GKP untuk posisi pertanaman padi rebah.

Dengan kondisi harga gabah tersebut, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman meminta Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk menstabilkan harga gabah agar tidak turun drastis.
 
"Ini kami bawa Bulog. Ada gabah katanya lagi turun harganya Rp3.500 per kilogram. Ini tolong dikejar. Harga gabah Rp3.500 ini tidak boleh. Minimal kata Bapak Presiden Rp4.070 per kilogram," tegas Amran.

Sementara itu, Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementan Agung Hendriadi, turunnya harga gabah karena saat ini wilayah sentra produksi padi sedang melakukan panen raya. Beberapa di antaranya ada di wilayah Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sumatera Selatan, Nusa Tenggara Barat ( NTB), Kalimantan Selatan, dan Lampung.

"Kondisi ini merupakan waktu yang tepat bagi Bulog untuk menyerap hasil panen petani secara maksimal. Jika tidak diserap, kasihan petani kalau harganya anjlok," ujar Agung Hendriadi.

Agung Hendriadi berharap serapan gabah oleh Bulog mampu menstabilkan harga pangan baik di tingkat petani maupun konsumen.

Sebagai langkah awal, Kementan sejauh ini sudah berupaya melakukan percepatan serapan melalui pola pendekatan dengan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) baik langsung maupun melalui mitra.

"Gapoktan dan mitra harus sanggup menyetorkan berapapun yang diperlukan Bulog. Nah, sebaliknya sekarang tinggal Bulog yang harus membuka diri," katanya.

Selain stabilisasi harga, lanjut Agung, posisi Bulog juga diharapakan mampu mengamankan pasokan supaya kebutuhan masyarakat tetap terpenuhi dengan baik. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA