Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Jagung Melimpah, Pemerintah Siap Jaga Stabilitas Harga

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Selasa, 05 Maret 2019, 15:45 WIB
Jagung Melimpah, Pemerintah Siap Jaga Stabilitas Harga
Panen jagung/Kementan
rmol news logo Sejak awal Februari 2019 sejumlah wilayah yang jadi pusat produksi jagung mulai memasuki masa panen.

Beberapa diantaranya tersebar di Pulau Jawa meski pulau lain seperti Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi juga tengah memasuki panen raya.

Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian Kuntoro Boga Andri mengungkapkan, panen jagung yang melimpah periode Februari-Maret ini perlu diantisipasi secara seksama.

"Kita tidak bisa pungkiri adanya kekhawatiran para petani jagung. Panen melimpah seperti ini berpotensi membuat harga jagung anjlok," ujarnya, Selasa (5/3).

Boga mengatakan bila Kementan akan terus berkoordinasi dengan Bulog untuk mendorong penyerapan jagung di tingkat petani. Berdasarkan Peraturan Kementerian Perdagangan (Permendag) Nomor 58 Tahun 2018 Tentang Penetapan Harga Acuan Pembelian di Petani dan Harga Acuan Penjualan di Konsumen, harga pembelian pemerintah (HPP) untuk komoditas jagung senilai Rp 3.150 per kilogram.

"Menteri pertanian dalam banyak kesempatan meminta Bulog untuk siap dan siaga menyerap gabah maupun jagung. Salah satu tujuannya agar harga di tingkat petani tetap stabil. Sudah menjadi tanggung jawab kita semua untuk menjaga semangat petani," terangnya.

Karena itu, Boga mengapresiasi kerja cepat Bulog dalam menyerap jagung hasil petani pada masa panen kali ini. Perum Bulog mulai menyerap jagung hasil produksi petani dalam negeri sebanyak 110.000 kilogram dengan harga di atas acuan yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp 3.150 per kilogram. Penyerapan jagung dilakukan oleh Bulog Divisi Regional Lampung sebanyak 11.000 kilogram dan oleh Bulog Subdvire Bojonegoro sebanyak 100.000 kilogram.

Sekretaris Perum Bulog Aijun Ansol Siregar mengungkapkan penyerapan ini dalam rangka menghadapi puncak panen raya pada Februari-Maret 2019.

"Kita perlu menjaga keseimbangan kepentingan petani jagung, peternak unggas, dan industri pakan," ujarnya.

Meskipun tetap mengacu pada Permendag 58/2018, Bulog kali ini turut menggunakan skema komersial sehingga memungkinkan harga pembelian jagung berada di atas harga acuan pembelian yang telah ditetapkan pemerintah.

"Pembelian jagung oleh Bulog melalui skema komersial ini sebagai salah satu bentuk dukungan pemerintah terhadap petani jagung. Juga untuk memenuhi kebutuhan peternak unggas agar tetap berperan dalam pembangunan pertumbuhan ekonomi," jelas Aijun.

Penyerapan jagung lokal Bulog Divre Lampung bekerja sama dengan Gapoktan Harapan Bersama serta berkoordinasi dengan Kodim 0429/Lampung Timur, BULOG Divre Lampung melakukan pembelian jagung lokal dari petani Desa Sadar Sriwijaya, Kecamatan Sribawono Lampung Timur. Sementara Bulog Subdivre Bojonegoro melakukan kerja sama dengan Gapoktan se-Kabupaten Tuban dan Paguyuban Peternak Unggas Kabupaten Tuban dalam menyerap dan mendistribusikan jagung lokal.

Berdasarkan data Kementan, produksi jagung nasional menunjukkan peningkatan pesat setiap tahun. Pada tahun 2015 produksi jagung nasional hanya 19,61 juta ton lalu meningkat menjadi 23,58 juta ton tahun berikutnya. Selanjutnya naik menjadi 28,92 juta ton pada 2017 dan tembus 30 juta ton pada 2018.

Pada tahun ini, Kementan menargetkan produksi jagung nasional bisa mencapai 33 juta ton dan ekspor sebesar 500 ribu ton. Untuk mencapai target tersebut, Kementan terus memaksimalkan program-program yang selama ini sudah dijalankan, seperti intensifikasi lahan dengan benih unggul gratis agar produktivitas lebih baik, juga ekstensifikasi lahan atau perluasan lahan termasuk sistem tumpangsari, dan modernisasi pertanian dengan memanfaatkan alat mesin pertanian. rmol news logo article 

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA