Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

2030 India Diprediksi Jadi Kekuatan Ekonomi Terbesar Kedua Di Dunia, Indonesia Di Nomor Lima

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/amelia-fitriani-1'>AMELIA FITRIANI</a>
LAPORAN: AMELIA FITRIANI
  • Sabtu, 12 Januari 2019, 15:35 WIB
rmol news logo India akan melampaui Amerika Serikat dalam hal kekuatan ekonomi dunia. Begitu bunyi laporan terbaru perusahaan multinasional perbankan dan jasa keuangan Standard Chartered yang berbasis di London akhir pekan ini.

Laporan itu menyebutkan, proyeksi jangka panjang menunjukkan bahwa India kemungkinan akan menjadi lebih besar dari Amerika Serikat dari segi ekonomi. Sementara China akan bisa merebut mahkota ekonomi paling kuat di dunia yang saat ini dipegang oleh Amerika Serikat, paling cepat tahun 2020 mendatang.

Pada saat yang sama, masih kata laporan tersebut, Indonesia dapat menembus masuk ke dalam lima ekonomi teratas dunia.

"India kemungkinan akan menjadi penggerak utama, dengan tren pertumbuhannya meningkat menjadi 7,8 persen pada tahun 2020 sebagian karena reformasi yang sedang berlangsung, termasuk pengenalan pajak barang dan jasa nasional (GST) dan Kode Kebangkrutan India (IBC)," kata laporan tersebut, seperti dimuat Russia Today (Sabtu, 12/1).

GST, yang merupakan salah satu reformasi pajak terbesar yang akan dilaksanakan oleh Delhi, diluncurkan pada 2017. Langkah ini bertujuan menyederhanakan rezim pajak yang rumit di negara itu. Sedangkan IBC, yang diluncurkan pada 2016, mengkonsolidasikan undang-undang kebangkrutan dan kebangkrutan di India.

Perusahaan Inggris mencatat bahwa populasi yang menua akan memiliki dampak yang signifikan terhadap pertumbuhan global, tetapi India, yang saat ini diperingkat sebagai ekonomi terbesar keenam di dunia, akan tetap tidak terpengaruh, karena negara itu memiliki kelompok anak muda terbesar di dunia. Hampir setengah dari populasi India berusia di bawah 25 tahun.

'Meningkatnya aspirasi populasi muda akan terus mendukung konsumerisme dalam perekonomian India," menurut laporan itu.

Standard Chartered juga mengatakan bahwa negara itu perlu menciptakan 100 juta pekerjaan baru di sektor manufaktur dan jasa pada tahun 2030 untuk mengatasi permintaan akan pekerjaan besar-besaran.

"India perlu melatih sekitar 10 juta orang setiap tahun, tetapi saat ini memiliki kapasitas untuk melatih hanya 4,5 juta," tulis laporan itu. [mel]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA