Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Perancis Selidiki Dugaan Korupsi Ketua Komite Olimpiade Jepang

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/amelia-fitriani-1'>AMELIA FITRIANI</a>
LAPORAN: AMELIA FITRIANI
  • Jumat, 11 Januari 2019, 22:26 WIB
Perancis Selidiki Dugaan Korupsi Ketua Komite Olimpiade Jepang
Tsunekazu Takeda/Reuters
rmol news logo Presiden Komite Olimpiade Jepang, Tsunekazu Takeda saat ini tengah diselidiki secara resmi oleh jaksa Perancis atas dugaan korupsi terkait dengan upaya Jepang untuk menjadi tuan rumah Pertandingan Olimpiade 2020.

Begitu kabar yang dimuat Reuters hari ini (Jumat, 11/1), merujuk pada sumber pengadilan Perancis.

Sumber itu mengatakan, Takeda yang merupakan pensiunan atlet berkuda, didakwa bulan lalu oleh kantor kejaksaan keuangan nasional di Paris. Hakim penuntut Renaud Van Ruymbeke mencurigai Takeda membayar suap untuk mengamankan tawaran pemenang Jepang demi menjadi tuan rumah Olimpiade tahun depan.

Di bawah hukum Perancis, dakwaan berarti dia sekarang diperlakukan sebagai "tersangka resmi" tetapi dakwaan penuh hanya datang setelah kasusnya dibawa ke pengadilan.

Menanggapi hal tersebut, di Tokyo, Takeda mengatakan bahwa tidak ada tindakan tidak patut seperti penyuapan yang terjadi sehubungan dengan tawaran permainan Tokyo dan dia belum didakwa oleh otoritas Perancis.

"Saya minta maaf atas kekhawatiran besar yang telah dibawa ke orang-orang Jepang, yang telah memberikan begitu banyak dukungan kepada Olimpiade Tokyo dan Paralimpiade, dan untuk membuat setiap keraguan untuk beristirahat, saya berniat untuk terus bekerja sama dengan penyelidikan," katanya Takeda.

Komite Olimpiade Internasional (IOC) mengatakan telah melakukan kontak dekat dengan otoritas kehakiman Perancis. Komite etiknya telah membuka file tentang kasus ini dan akan segera bertemu.

"Takeda terus menikmati asas praduga tak bersalah," kata IOC dalam sebuah pernyataan.

Takeda juga anggota IOC sejak 2012 dan mengepalai komisi pemasarannya.

Untuk diketahui, pada tahun 2016, jaksa penuntut Perancis mengumumkan penyelidikan atas lebih dari 2 juta dolar AS pembayaran yang dilakukan oleh komite penawaran Jepang kepada perusahaan konsultan Singapura, Black Tidings.

Pada 2017, Takeda dan beberapa orang lainnya secara sukarela diinterogasi oleh jaksa penuntut Jepang atas permintaan pihak berwenang Perancis sehubungan dengan pembayaran. Kantor berita Kyodo melaporkan pada saat itu, Takeda dan yang lainnya membantah melakukan kesalahan.

Sementara itu, Black Tidings adalah perusahaan yang dikepalai oleh Ian Tan Tong Hon, yang terkait erat dengan Papa Massata Diack, putra mantan kepala atletik internasional Lamine Diack, yang juga menghadapi tuduhan korupsi.

Para pejabat Jepang mengatakan pada saat itu kedua pembayaran itu adalah biaya konsultan yang sah, dan sebuah panel yang ditugaskan oleh Komite Olimpiade Jepang mengatakan pada bulan September 2016 bahwa mereka telah menemukan pembayaran itu sah. [mel]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA