Alice Walton dalam jurnal
“The Chicago Booth Review: How Poverty Changes Your Mindset†menemukan satu
“cost of poverty†tambahan yaitu
Lower IQ.
Otak hanya dua persen dari total berat badan. Tapi organ ini menyerap 20 persen
of daily energy intake. Nggak salah bila otak sering disebut sebagai
â€energy-hungry organâ€.
Chebong berpola hidup 50 ribu cukup buat makan sekeluarga selama 3 hari.
Kalo ngga percaya, tanya kepada Caleg PDIP Kirana Larasati.
Life-style seperti itu membuat otak defisit kalori. Suplai sodium, calcium, potassium atoms dan ions terhambat.
Brain drained dan
malfunction ngga bisa dihindari. Substantia nigra mengalami kerusakan.
Ngga heran bila Chebong-Jokower sulit berpikir, belajar dan punya gangguan
addiction. Remember kasus
porn addicted Caleg PSI Husin Shihab.
Kedunguan chebong-jokower lazim diketahui di medsos. Rahasia umum. Mereka keras kepala, susah dibilangin dan referensinya cuma meme.
Menurut Alice Walton,
â€Poor individuals, working through a difficult financial problem, experience a cognitive strain that's equivalent to a 13-point deficit in IQ or a full night's sleep lost.â€Malnutrisi itu menyebabkan defisit IQ sebesar 13 poin, setara dengan ngga tidur semalam.
Di kasus chebong yang kerja jadi
buzzer, defisit itu naik dua kali lipat. Demi dapet kuota, pulsa dan nasbung, mereka
nyebar hoax sampai larut malam.
Karena
double-digit times two defisit IQ, mereka punya ciri khas semua orang
go-block yaitu mudah dibohongin.
Nyata-nyata dibohongin janji kampanye 2014, mereka tetep ngga merasa. Jika bukan "dungu", entah apa lagi istilahnya yang pas.
[***]
Penulis adalah aktivisi Komunitas Tionghoa Anti Korupsi (Komtak)
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.