Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Politik Olok-olok Tidak Ganggu Kinerja Ekonomi

Senayan Optimistis Pemilu 2019 Kondusif

Minggu, 09 Desember 2018, 10:09 WIB
Politik Olok-olok Tidak Ganggu Kinerja Ekonomi
Foto/Net
rmol news logo Partai pendukung pemerintah dan oposisi berkomitmen menciptakan iklim yang kondusif pada pesta demokrasi tahun depan. Kondisi tersebut diharapkan mendukung kinerja perekonomian.

 Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hendrawan Supratikno meya­kinkan, pemilihan umum (Pemilu) 2019 akan berjalan kon­dusif. Dia mengajak semua pelaku ekonomi tidak perlu khawatir akan terjadi hal-hal tidak diinginkan.

"Pengalaman pilpres berkali-kali berjalan lancar. Dunia internasional dan masyarakat dunia percaya proses demokrasi di Indonesia sudah melembaga menuju kematangan," ungkap Hendrawan saat berbincang mengenai outlook ekonomi 2019, kepada Rakyat Merdeka, pada akhir pekan.

Apalagi, lanjut Hendrawan, kedua pasangan calon presiden sudah menyatakan komitmennya akan menciptakan pemilu yang tertib, damai, dan jujur.

Lebih jauh, Hendrawan me­nilai, pemilu malah akan mem­berikan dampak positif untuk per­ekonomian. Sebab kegiatan terse­but selama ini terbukti mampu mendorong daya beli masyarakat. Tidak ada alasan untuk investor takut berinvestasi.

Hendrawan mengakui suhu politik sudah menghangat. Tetapi sejauh ini masih dalam batas wajar. Bagian dari proses pembelajaran demokrasi.

"Ada letupan kecil, ada olok-olok di sana sini. Tetapi kini ada kesadaran juga tidak menon­jolkan politik berbasis SARA. Pada akhirnya, saya yakin nanti semua ingin menjaga keutuhan bangsa dan memajukan ekonomi bersama-sama," katanya.

Anggota Komisi XI DPR tersebut optimistis target per­tumbuhan ekonomi tahun depan sebesar 5,3 persen bisa tercapai. "Target itu masih realistis. India saja berani memasang target sekitar 7,5 persen," cetusnya.

Apalagi, lanjut Hendrawan, Amerika Serikat (AS) dan China memberikan sinyal positif. Akan menghentikan perang dagang. Artinya, stabilitas ekonomi global ke depan akan lebih sta­bil sehingga bisa memberikan dampak positif untuk perekono­mian dalam negeri.

Hendrawan melihat, tantangan kinerja perekonomian tahun de­pan masalah tata kelola birokrasi. Menurutnya, pelayanan birokrasi akan menjadi penentu laju pertumbuhan. Karena, birokrasi yang bisa melayani dengan cepat dan efisien akan menentukan kinerja perekonomian.

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Edhy Prabowo juga menegaskan partainya berkomit­men untuk menciptakan pemilu yang damai dan kondusif.

"Kita tidak boleh pesimis­tis. Kami sudah berkomitmen untuk menciptakan iklim poli­tik yang kondusif sehingga diharapkan bisa menciptakan stabilitas ntuk perekonomian," ungkap Edhy.

Namun demikian, Edhy pesi­mistis pertumbuhan ekonomi 2019 akan naik signifikan dari tahun ini.

"Kita realistis saja. Selama 4 tahun memerintah, apakah ada target pertumbuhan ekonomi yang tercapai? Kenyataanya kan tidak," katanya.

Selain itu, lanjut Edhy, pem­bangunan infrastruktur sejauh ini belum menunjukkan kontribusinya terhadap perbaikan kinerja perekonomian.

Sebelumnya, Menko Per­ekonomian Darmin Nasution menyatakan target pertumbuhan ekonomi tahun depan sebesar 5,3 persen bukan sesuatu yang sulit dicapai. Karena, kondisi pereko­nomian global diproyeksinya mulai membaik. Saat ini tidak terlihat tahun depan bakal ada kejadian ekstrim yang membuat perekonomian dunia bergejo­lak. Berbeda dengan tahun ini, terjadi ketidakpastian global akibat perang dagang antara AS dengan China.

Dia yakin AS dan China akan mencari jalan keluar terbaik bagi keduanya. Karena, akibat perang dagang, warga negara kedua negara itu menanggung kerugian. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA