Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Lahirnya SDI Tidak Dijadikan Harkitnas Karena Ada Yang Islamophobia

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/adityo-nugroho-1'>ADITYO NUGROHO</a>
LAPORAN: ADITYO NUGROHO
  • Jumat, 07 Desember 2018, 17:25 WIB
Lahirnya SDI Tidak Dijadikan Harkitnas Karena Ada Yang Islamophobia
Zulkifli Hasan/Net
rmol news logo . Tanggal 20 Mei 1908 sebagai lahirnya organisasi Boedi Oetomo diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) hingga saat ini.

Padahal Serikat Dagang Islam (SDI) sudah berdiri sejak 16 Oktober tahun 1905 dan menasional.

Ketua MPR Zulkifli Hasan menilai tanggal pendirian SDI tidak dijadikan Harkitnas karena adanya Islamophobia.

"Jadi menurut saya pribadi kebangkitan nasional itu dari 1905, sejak Serikat Dagang Islam. Tapi kan kalau ada Islam-Islamnya, ada yang Islamophobia," ungkap Zulhas biasa disapa dalam acara peringatan 1 abad Wanita Syarikat Islam (WSI) di Gedung MPR, Jakarta, Jumat (7/12).

Sementara, Zulhas menyebut Boedi Oetomo gerakannya hanya lingkup di Jawa saja dan belum menasional. Hal itu menjadi dasar yang menguatkan bahwa gerakan berbangsa yang menyeluruh di Indonesia dimulai oleh SDI.

Ketua Umum PAN itu juga menjabarkan benih-benih kesadaran berbangsa sudah dimulai sejak berdirinya Jamilatul Khoir pada tahun 1901. Dalam organisasi itu melahirkan tokoh-tokoh hebat seperti Haji Ahmad Dahlan, Haji Samanhudi dan lain-lain.

"Kesadaran berbangsa baru diawali opada akhir abad 19. Tahun 1901 lahir Jamilatul khair. 1905 baru lahir SDI. Dari awal yang tertindas itu umat Islam. Itulah pribumi," pungkasnya. [rus]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA