Wakil Ketua MPR RI Mahyudin mengaku setuju dengan wacana tersebut.
"Menghidupkan kembali PMP itu merupakan aspirasi masyarakat. Masyarakat ingin pelajaran PMP itu diajarkan lagi di sekolah. Pemerintah harus menyikapi dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat itu," katanya usai Sosialisasi Empat Pilar MPR di Balikpapan, Minggu (2/12).
Mahyudin mengungkapkan, banyak guru yang menyampaikan aspirasi menghidupkan kembali pelajaran PMP.
"Banyak guru-guru yang menyampaikan ke saya, tolong pelajaran PMP dihidupkan kembali. Saya sudah bicara ke menteri pendidikan bahwa keinginan itu adalah aspirasi dari bawah," jelasnya.
Menurut Mahyudin, ada hal yang luar biasa dalam pelajaran PMP yaitu pendidikan moral.
"Sekarang PMP sudah diganti dengan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn). Pendidikan moralnya hilang. Karena itu pelajaran-pelajaran yang mengajari soal integritas perlu dihidupkan kembali," katanya.
Untuk itu, pemerintah harus menyikapi dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat dengan menghidupkan kembali pelajaran PMP ini.
"Di tengah tantangan globalisasi yang begitu kuat sekarang ini telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat. Dulu, kekhawatiran itu masih dibentengi dengan Pendidikan Moral Pancasila," jelas Mahyudin.
Era globalisasi juga telah menggeser nilai-nilai luhur Indonesia karena masuknya budaya asing. Dengan globalisasi tidak ada lagi sekat-sekat.
"Orang bisa belajar merakit bom dan menjadi radikal dari internet. Globalisasi ini mendegradasi nilai-nilai budaya kita. Dulu, kita bisa melawan dengan Pendidikan Moral Pancasila," tutur Mahyudin.
[wah]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: