"Kritik Bahlil dan Mauarar ini perlu diapresiasi sebagai ciri-ciri manusia lebih cinta ke bangsanya ketimbang junjungannya," papar Direktur Sabang Merauke-Circle Syahganda Nainggolan.
Sebelumnya, Muarar Sirait melakukan protes keras atas kebijakan ekonomi tersebut. Ia menilai paket kebijakan itu terlalu liberal dan tidak sejalan dengan visi pemerintah untuk mendorong ekonomi kerakyatan.
Kritik yang disampaikan Maruarar terutama menyasar rencana revisi Peraturan Presiden nomor 44/2016 tentang Daftar Negatif Investasi (DNI) sebagai langkah lanjutan dari peluncuran Paket Kebijakan Ekonomi jilid XVI.
Revisi itu memungkinkan penanaman modal asing (PMA), yang sebelumnya harus bermitra dengan UKM atau koperasi, bisa berjalan tanpa kemitraan dan 100 persen PMA.
Sementara Bahlil menyoroti soal usaha kecil menjadi mati lantaran dipaksa bersaing dengan korporasi bermodal jumbo dari luar negeri lantaran adanya kebijakan ini.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: