Demikian disampaikan Kepala BPOM Penny K. Lukito saat konferensi pers bersama Kementerian Luar Negeri dan PT Bio Farma di Kantor BPOM, Jakarta, Senin (19/11).
"Tujuan kami menggelar acara ini untuk menghasilkan kesepakatan terkait strategi perkuatan kolaborasi otoritas regulatori obat negara OKI dalam rangka mempercepat kemandirian obat dan vaksin di negara OKI," jelas Penny.
Menurutnya, pertemuan yang mengambil tema 'Perkuatan Kolaborasi antar Kepala Otoritas Regulatori Obat Negara OKI Menuju Kemandirian Obat dan Vaksin' itu sangat penting dan strategis sebagai forum berbagi pengetahuan, bertukar informasi, dan membangun jejaring dalam menjalankan fungsi regulatori mewujudkan ketersediaan obat yang aman, berkhasiat, dan bermutu.
Juga penting bagi Indonesia, utamanya BUMN PT Bio Farma karena sudah ditunjuk sebagai Center of Excellence (CoE) bidang vaksin bagi negara-negara OKI.
"PT Bio Farma memiliki produk vaksin terbanyak yang mendapatkan prekualifikasi dari WHO sehingga diizinkan menyuplai vaksin ke sejumlah negara, termasuk ke 48 negara OKI," ujar Penny.
Selain itu, Indonesia memiliki kesempatan untuk menunjukkan kepemimpinan intelektualnya di keanggotaan OKI dalam bidang vaksin.
"Kapasitas membuat obat dan vaksin di OKI masih lemah. Dengan demikian kita bisa sharing knowledge dengan adanya forum ini," ujar Penny.
Adapun, hasil dari forum nanti antara lain adalah adanya deklarasi Jakarta yang akan menjadi semacam payung kegiatan kerja sama dari para kepala BPOM negara-negara OKI.
[wah]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: