Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Akselerasi Teknologi Inovasi Largo Super Di Lahan Sawit Dharmasraya

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Sabtu, 17 November 2018, 08:30 WIB
Akselerasi Teknologi Inovasi Largo Super Di Lahan Sawit Dharmasraya
rmol news logo . Kementerian Pertanian memperkenalkan sistem budidaya padi Largo Super kepada petani di Sumatera Barat, tepatnya di Nagari Koto Padang, Kecamatan Koto Baru, Kabupaten Dharmasraya.

Budidaya padi largo super adalah paket inovasi teknologi pada lahan kering yang dilahirkan oleh Puslitbang Tanaman Pangan dan BB Padi, dua unit kerja lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementan.

Kadistan Dharmasraya, Darisman menjelaskan bahwa demfarm seluas 5 hektar yang digelar, Jumat (16/11) ternyata sangat menentukan pelaksanaan program akselerasi penerapan teknologi inovasi largo super. Dimana melalui pola integrasi padi gogo dengan sawit yang akan digabungkan dengan program penanaman kembali sawit di Dharmasraya tahun 2019 mendatang.

"Tanpa ada kajian dari BPTP Sumbar, maka kami tidak akan berani menerapkan suatu teknologi, meskipun dari berbagai informasi menyatakan bagus," ungkap Darisman.

"Saat ini dapat kita buktikan dari tiga varietas yang diuji BPTP Sumbar  Inpago 8 dan 9 mampu menghasilkan 4.8 t GKP/ha. Sementara Inpago 10 puso akibat serangan penyakit blas," lanjut Darisman lagi.

Darisman mengatakan bahwa tanpa ada rekomendasi teknologi dari BPTP, kemungkinan besar pihaknya akan salah dalam memilih benih dan merugikan petani. Ke depannya dia menargetkan padi, jagung dan kedelai akan jadi tanaman utama di petani.

Dia juga menambahkan bahwa dari hasil rakor tentang luas baku lahan beberapa waktu lalu ternyata diketahui bila lahan sawah di Dharmasraya hanya tersisa sekitar 4.600 Ha dari yang semula tercatat sekitar 6.000 Ha.

"Artinya lahan sawah kabupaten ini sudah jauh berkurang.  Implikasinya pasti akan berdampak terhadap total produksi padi Sumbar, bahkan akan berdampak terhadap produksi padi secara Nasional," jelasnya,

Di tempat terpisah, Kepala BBP2TP, Haris Syahbuddin mengungkapkan apreasiasinya terhadap keberhasilan pengembangan  teknologi largo super di Sumbar dan di provinsi lainnya di Indonesia.

"Beberapa lokasi dilaksanakannya demfarm largo super antara lain Jawa Tengah, Gunung Kidul  (DIY), Banten, Kab. Siak (Riau), Aceh, Bengkulu, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Konawe Selatan (Sultra), wilayah Kalimantan dan beberapa daerah lainnya," jelas Haris,

Dia mengungkapkan bahwa pemenuhan beras nasional selama ini mengandalkan lahan irigasi dengan total potensi 8,1 juta hektare. Seiring dengan laju pertumbuhan penduduk permintaan beras mengalami peningkatan setiap tahunnya.  Untuk itu dibutuhkan perluasan areal tanam padi, salah satunya dengan mengembangkan lahan kering.

Berdasarkan rilis data oleh Balitbangtan, potensi lahan kering di Indonesia saat ini mencapai 144,41 juta hektare. Dari luasan tersebut, baru sekitar 1,1 juta hektare yang ditanami padi gogo. Sebagian besar padi gogo tersebut ditanam di lahan kering dataran rendah dan berupa tanaman monokuktur. Secara nasional, potensi lain lahan kering yang belum optimal dimanfaatkan antara lain di sela-sela tanaman perkebunan yang tersedia sekitar 2 juta hektare per tahun dan itu secara terintegrasi dengan lahan perkebunan seperti kelapa sawit, kelapa dan lain-lain.

Largo super merupakan cara tanam larikan legowo 2 : 1 atau dengan jarak tanam (20 cm x 10 cm) x 30 cm dengan menggunakan varietas unggul padi gogo dan inpago. Largo super juga mengaplikasikan penggunaan pupuk anorganik yang berimbang berdasarkan perangkat Uji Tanah untuk Lahan Kering (PUTK), serta mekanisasi penuh sejak pengolahan tanah, alat tanam benih langsung (Atabela) tabur benih, penyiangan gulma dan panen dengan combine harvester. [rus]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA