Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Sikap Risma Bahayakan Demokrasi

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Jumat, 12 Oktober 2018, 10:58 WIB
Sikap Risma Bahayakan Demokrasi
Risma/Net
rmol news logo Sikap Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini seakan antikritik dan melarang wartawan meliput dengan tanya kritis disesalkan sejumlah pihak, termasuk akademisi.

Pengajar dari Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI), Ujang Komarudin menegaskan, kritik merupakan hal yang sangat bagus. Asal kritikan tersebut dilakukan secara objektif dan bertanggung jawab.

"Kritik bagaikan pil pahit. Jika ditelan rasanya pahit, tidak enak. Namun menyehatkan," jelas Ujang saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (12/10).

Ujang menegaskan di negara demokrasi seperti Indonesia ini, semua pemimpin, baik itu di tingkat nasional maupun daerah sejatinya harus siap dan mau menerima kritik.

"Demokrasi sejatinya memberi ruang kepada masyarakat untuk bebas mengkritik," demikian ujang.

Aktivis Andrianto sebelumnya mengatakan Risma sebagai seorang pemimpin tak boleh sok hebat, harusnya berlapang dada dalam menerima kritikan sebagai bentuk pengawasan publik.

Andri juga menjelaskan Risma tampilak sikap otoriter, buktinya Risma tak mau mencairkan dana gaji ke-13 PNS, di mana itu adalah amanat Presiden Joko Widodo. Kemudian, melarang wartawan meliput, ketika pekerja media ini bertanya hal kritis atas kebijakannya. [jto]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA