Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

MPR Prihatin Pengeroyokan Tewaskan Suporter Jakmania

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Rabu, 26 September 2018, 23:25 WIB
MPR Prihatin Pengeroyokan Tewaskan Suporter Jakmania
Mahyudin/Humas MPR
rmol news logo Wakil Ketua MPR Mahyudin merasa prihatin dengan peristiwa pengeroyokan pendukung Persib (Bobotoh) yang menewaskan suporter Persija (The Jakmania) Haringga Sirla.

 MPR berharap peristiwa itu menjadi yang terakhir dan tidak terulang lagi.

"Kita prihatin dengan peristiwa itu. Kita sesama anak bangsa adalah bersaudara. Saya berharap kejadian itu tidak berulang. Jangan sampai saudara sendiri dianiaya seperti itu," kata Mahyudin usai menyampaikan sosialisasi Empat Pilar MPR kepada mahasiswa Institut Agama Hindu Negeri (IAHN) Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Rabu (26/9).

Menurut Mahyudin, peristiwa pengeroyokan itu disebabkan karena fanatisme yang berlebihan. Sebab rasa primordialisme dan fanatisme masih terlalu kuat di masyarakat kita.

"Karena itu MPR mencoba menanamkan nilai-nilai Pancasila, rasa kebersamaan sebagai anak bangsa. Dengan sosialisasi Empat Pilar MPR kita menanamkan nilai-nilai itu ke masyarakat," paparnya.

Mahyudin mengakui bahwa peristiwa perkelahian antar suporter itu bukan hanya terjadi di Indonesia.

Perkelahian suporter sepakbola juga terjadi di negara-negara maju. Namun buka berarti hal tersebut dijadikan budaya di dunia sepakbola.

"Saya kira persoalannya hanya karena fanatisme dukungan. Koordinator suporter seharusnya bisa mengawasi, menjaga, dan memberikan pemahaman kepada anggotanya," ujarnya.

Selain itu, lanjut Mahyudin, faktor keamanan juga penting. Aparat kepolisian seharusnya bisa melakukan pengamanan dengan baik setiap acara pertandingan sepakbola seperti itu.

"Kalau ada acara seperti itu, penyelenggara harus mempersiapkan faktor keamanan. Penonton sudah memenuhi stadion beberapa jam sebelum pertandingan. Jadi keamanan lebih dulu siap," ucapnya.

Lebih lanjut Mahyudin berpendapat penghentian sementara pertandingan Liga bukan langkah yang bijak. Sebab, jika pertandingan dihentikan maka prestasi sepakbola Indonesia bisa menurun.

"Tidak bijak juga kalau misalnya liga dihentikan. Saya kira ini lebih pada masalah teknis keamanan. Apa yang sudah terjadi harus menjadi pelajaran untuk pertandingan-pertandingan berikutnya lebuh baik lagi," pungkasnya. [nes]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA