Benteng TerakhirDapat dikatakan bahwa perang saudara Suriah abad XXI berawal di Idlib dan Insyaallah juga akan berakhir di Idlib.
Aksi unjukrasa kaum pemberontak berawal di Idlib. Setelah konflik politik meledak menjadi konflik senjata, kaum pemberontak menduduki kota dan provinsi Idlib.
Pada bulan April 2012 tentara pemerintah Suriah merebut kembali kota dan provinsi Idlib sebelum genjatan senjata disarankan oleh Sekjen PBB pada masa tersebut, yaitu Kofi Anan.
Namun pada bulan Maret 2015, kaum pemberontak al-Nusra dan Ahrar al-Sham berhasil menguasai Idlib. Maka Idlib menjadi benteng terakhir bagi kaum pemberontak.
Sekjen PBB masa kini, Antonio Guterres menguatirkan Idlib akan menjadi kancah pertumpahan darah terbesar dalam Perang Saudara Suriah apabila militer pemerintah Suriah didukung Rusia akan berupaya merebut Idlib dari kaum pemberontak yang didukung Turki dan NATO.
Demiliterisasi Syukur
alhamdullilah ternyata baik Vladimir Putin maupun Recep Tayyip Erdogan masih memiliki sisa-sisa akal sehat dan nurani kemanusiaan karena akhirnya Rusia dan Turki bersama memaklumatkan siaran pers tentang kesepakatan Putin-Erdogan untuk menetapkan Idlib sebagai kawasan demiliterisasi.
Berdasar kesepakatan tersebut seharusnya tidak ada pihak manapun juga boleh melakukan serangan militer terhadap Idlib.
Insyaallah, tidak ada pihak manapun juga yang nekad melanggar kesepakatan Kawasan Demiliterisasi Idlib demi menghentikan pertumpahan darah di Suriah.
[***]Penulis adalah pendiri Sanggar Pembelajaran Kemanusiaan
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.