Menteri Amran Layak Dapat Tepuk Tangan

Politisi senior Partai Golkar ini memastikan, kesuksesan Amran ini betul-betul nyata. Dia sudah melihat langsung. Saat berkunjung ke daerah bersama Amran, sambutan dari petani sangat luar biasa. Begitu juga saat para Anggota Komisi IV melakukan kunjungan sendiri. Dia berkesimpulan, sambutan itu ada karena Amran sudah betul-betul bekerja untuk petani.

“Kinerja Menteri Pertanian ini patut kita apresiasi. Kita harus bertepuk tangan untuk Pak Menteri. Para petani saja beri tepuk tangan kepada beliau, masak kita tidak. Karena kita juga ditepuktangani para petani setiap kali lakukan kunker. Ini prestasi luar biasa, karena kita juga menjadi sangat enjoy setiap kali kunker ke daerah-daerah,” kata Roem Kono dalam rapat kerja Komisi IV dengan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (13/8).

Roem Kono merasa baru kali ini kehadiran DPR dalam setiap kunjungan mendapat sambutan luar biasa. Dia menyebut, sambutan itu karena petani merasa bantuan pemerintah di sektor pertanian betul-betul nyata dan terasa.

Dia tidak menampik, kedatangan dewan juga sering disambut curhatan para petani. Salah satu curhatannya mengenai bantuan yang turun, seperti alat mesin pertanian dan bibit, terkadang tidak tepat waktu. Para petani juga mengeluhkan adanya permainan tengkulak yang membuat harga produk hasil pertanian mereka anjlok.

Untuk itu, dia meminta agar distribusi bantuan untuk petani dipercepat. Jangan sampai ada hambatan. Sebab, bantuan itu merupakan modal mereka sehari-hari.

“Untuk bantuan pupuk, benih, sapi, alhamdulillah sudah berjalan,” katanya.

Mendengar pernyataan Roem Kono ini, Amran tidak membusungkan dada. Dia justru merendah. Amran kemudian memastikan komitmennya dalam mengangkat kesejahteraan petani.

Menteri asal Bone ini menjelaskan, selama empat tahun bekerja, pihaknya telah mengupayakan agar semua anggaran Kementerian Pertanian (Kementan) betul-betul ditujukan bagi petani. Setiap ada petani yang meminta bantuan, akan selalu diberi.

“Kalau ada yang minta bantuan, kami ibaratkan, handuk kering pun kami peras keluar airnya,” papar Amran.

Di awal dirinya menjabat, anggaran Kementan masih tersedot untuk biaya operasional. Jumlahnya mencapai 48 persen. Sedangkan untuk petani cuma 35 persen. Alokasi ini pun dia ubah. Mayoritas anggaran Kementan kini ditujukan untuk petani.

“Di akhir masa jabatan kami nanti, yang operasional tinggal 3 persen. Dulu petani yang hanya 35 persen untuk bibit, traktor. Nanti menjadi 85 persen. Ini peningkatan sangat drastis dan kami yakin setelah berakhir masa jabatan, (penerus Mentan) tidak akan berani mengubah lagi karena pasti rakyat berteriak. Ini yang kami lakukan dari penyusunan anggaran,” tegas dia. [ian]