Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Jusuf Kalla: Konstitusi Harus Menyesuaikan Dinamika Masyarakat

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Minggu, 19 Agustus 2018, 03:52 WIB
Jusuf Kalla: Konstitusi Harus Menyesuaikan Dinamika Masyarakat
Jusuf Kalla/Net
rmol news logo Wakil Presiden Jusuf Kalla mengajak bangsa ini menghormati para pendiri bangsa.

JK menjelaskan pendiri bangsa telah berani menyatakan kemerdekaan Indonesia, sehari kemudian mereka menetapkan UUD Tahun 1945 sebagai kerangka dasar berbangsa dan bernegara.

"Tujuan bangsa ini seperti yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945," ujarnya dalam acara Hari Konstitusi di Gedung Nusantara IV, Komplek Gedung MPR/DPR/DPD, Jakarta, (18/8).

Lebih lanjut JK menilai dengan memperingati Hari Konstitusi membuat masyarakat mengerti bagaimana bangsa ini mempunyai tujuan. Dalam sejarah perjalanan bangsa, konstitusi yang ada diakui sangat dinamis.

Bangsa ini, sambung JK, pernah memiliki UUD Tahun 1945, UUD RIS, UUD Tahun 1950, kembali ke UUD Tahun 1945 hingga mengalami amandemen sebanyak empat kali.

Perubahan yang terjadi menurut JK sebagai bukti, konstitusi bangsa ini dinamis dan menyesuaikan dengan perkembangan jaman.

Perubahan yang terjadi menunjukan bahwa konstitusi terbuka dan membuka diri kepada dinamika yang ada bila memang perubahan itu baik untuk bangsa. Dirinya menyebut bangsa-bangsa yang lain, seperti Amerika Serikat dan India sudah berkali-kali mengalami perubahan.

"Kita harus menyesuaikan dengan jaman, tentu yang paling penting adalah sesuai dengan kepentingan bangsa Indonesia," paparnya.

Diakui banyak bangsa di dunia mengalami perpecahan namun Indonesia tidak mengalaminya. Hal itu, kata JK, menjunjukan konstitusi Indonesia bisa mempersatukan seluruh komponen bangsa.

Ia mengharap dengan peringatan Hari Konstitusi bukan hanya sekadar seremonial belaka namun sebagai cara mengevaluasi atas apa yang terjadi di tengah masyarakat dan dunia. Diakui di belahan dunia ini banyak terjadi perubahan, seperti China yang dari sosialis berubah menjadi liberal, dan sebaliknya di negara yang lain. Hal demikian disebut dinamika terjadi di dunia.

"Dan bangsa Indonesia tidak berdiri sendiri. Untuk itu semua perlu memberi evaluasi bagaimana konstitusi kita ke depan," pungkasnya. [nes]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA