Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

KONGRES GP ANSOR

Cegah GP Ansor Dikooptasi Politisi, Mantan Anggota DPR Bertekad Maju

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Sabtu, 08 Januari 2011, 20:58 WIB
RMOL. Menjelang perhelatan akbar, Kongres XIV GP Ansor yang bakal digelar di Surabaya, Jawa Timur, sejumlah politisi Senayan sudah berancang-ancang menyabet kursi, yang bakal ditinggal Ketum GP Ansor Syaifullah Yusuf.

Apalagi, Syaifullah yang sekarang menjabat Wakil Gubernur Jatim sudah dua periode memimpin Ormas kepemudaan Nahdliyin tersebut. Sehingga mau tidak mau harus lengser.

"Kita kuatir, jika politisi senayan yang menguasai kursi GP Ansor. Karena bisa terjadi kooptasi politik terhadap Ansor,’’ kata bekas anggota DPR-RI, Choirul Saleh Rasyid dalam jumpa pers di Jakarta, Sabtu (8/1).

Untuk mengantisipasi itu, Choirul  mengatakan, mengajukan diri sebagai salah satu kandidat dalam Kongres XIV GP Ansor.

Sejumlah anggota DPR-RI dari lingkungan NU yang disebut-sebut bakal meramaikan bursa pemilihan Ketua GP Ansor, diantaranya,  Khatibul Umam Wiranu, anggota Komisi II DPR dari Fraksi Partai Demokrat, A Malik Haramain, anggota Komisi II DPR dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa, Marwan Ja’far, Ketua Fraksi PKB, Nuron Wahid, anggota Komisi XI Partai Golkar, dan dan Saifullah Tamliha politisi PPP.

Sebenarnya, kata Choirul, munculnya begitu banyak kandidat ketua umum pada kongres yang ke XIV di Surabaya, tidak masalah. Hanya saja, kesan yang muncul di tengah-tengah masyarakat khususnya kalangan Nahdliyin agak negatif.

"Ada calon yang telah minta restu ketua umum Parpol tertentu," terangnya.

Menurut Choirul, langkah yang dilakukan itu sebuah kebiasaan aneh, yang tak pernah terjadi sebelumnya di lingkungan Ansor secara khusus dan NU secara umum.

"Tradisi yang biasa berjalan, mestinya berkunjung pada para ulama dan kiai untuk memperoleh nasihat. Sebab para ulama itulah yang selama ini menjadi suluh bagi warga NU, bukan ketua partai," jelasnya.

Mengantisipasi berbagai kemungkinan negatif, Choirul mengaku telah bertemu Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj, Waketum PBNU As’ad Said Ali, bekas Ketua Umum PP GP Ansor Chalid Mawardi dan Slamet Effendy Yusuf.

"Semua tokoh ini menyarankan perlunya dilakukan ikhtiar agar jangan sampai Ansor dikooptasi sehingga berada dalam penjara partai politik," katanya.

Apalagi, Choirul mengklaim telah mengantongi dukungan kuat dari fungsionaris Ansor, melalui kehadiran sejumlah ketua wilayah pada acara jumpa pers itu. Seperti, Asnawi dari Aceh, Fadli Yasir dari Sumatera Utara, Rusli Intan Sumatera Barat, Koymuddin dari Sumatera Selatan, dan Anshori dari Riau.

Selain itu juga turut hadir, Darwis dari Bangka Belitung, Erwan Sulaeli dari Bengkulu, Baru Rohim dari Kepulauan Riau, Aqil Irham dari Lampung, Syaparuddin dari Kalimantan Timur, Sahran Raden dari Sulawesi Tengah, Syaiful dari Papua, serta
beberapa fungsionaris GP Ansor lain dari Jawa Timur, Jabar, Banten, dan DKI Jakarta.

"Jadi, karena ini sebuah amanat, maka sebagai kelanjutannya saya sudah 'sowan' kepada beberapa ulama berpengaruh untuk memperoleh restu menyelamatkan GP Ansor dengan jalan memenangkan pemilihan ketua umum di kongres. Saya sudah sowan ke Kiai Idris Marzuki (Lirboyo), Kiai Khotib Umar (Jember), Kiai Umam Yahya Mahrus,” imbuhnya. [zul]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA