Tiga murid berinisial I, B, dan C itu kini hanya bisa belajar dari rumah.
Menurut informasi orang tua murid, anak-anak mereka dikeluarkan dari sekolah, karena beda pilihan politik pada Pilkada Serentak 2024.
"Hari Kamis (21 November 2024) kami didatangi oleh pihak sekolah dan guru. Di situ dibilang kalau anak yang sekolah di TK Al Fiqri (maka orang tuanya) harus mencoblos pasangan tertentu. Kalau tidak, harus keluar," ucap Ambarwati selaku walimurid, dikutip
RMOLJateng, Minggu, 24 November 2024.
Mendengar hal tersebut, Ambarwati menyarankan agar pilihan politik tak dipersoalkan. Namun, pihak sekolah kukuh meminta anak yang orang tuanya tak sejalan dengan pandangan politik yayasan agar keluar.
"Mereka bilang hari itu juga (Kamis) anak kami keluar. Besok (Jumat, 22 November 2024) sudah tidak boleh lagi masuk sekolah," terang Ambarwati.
Ambarwati menambahkan, baru kali ini ia merasa diintimidasi gara-gara pilihan politik.
"Kami sangat menyayangkan. Anak-anak sudah betah sekolah di situ tapi malah dikeluarkan. Kasihan anak-anak," tandas Ambarwati.
Jamilah, walimurid salah satu anak yang juga dikeluarkan pihak sekolah menyatakan hal sama. Awalnya ia mendapat informasi dari tetangga bahwa anak-anak yang tak ikut pandangan politik yayasan diminta untuk keluar dari sekolah.
"Kamis pagi, anak-anak masih sekolah. Kamis sore, kami dengar kabar itu bahwa C harus keluar. Jumat sudah tidak boleh masuk sekolah lagi," ucap Jamilah.
Sementara itu, pihak sekolah saat ini belum dapat dikonfirmasi. Kegiatan belajar mengajar di TK Al Fiqri pun libur lantaran akhir pekan.
BERITA TERKAIT: