Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI)

Dewan Dorong Pembangunan Taman Revolusi Mental

Laporan: | Rabu, 26 April 2017, 00:53 WIB
Dewan Dorong Pembangunan Taman Revolusi Mental

Foto: Istimewa

RMOL. Kalangan dewan mendorong pembangunan agrowisata di Desa Langgongsari, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, yang kelak diberi nama Taman Mini Revolusi Mental.

"Sebenarnya ini (agrowisata, red.) merupakan hasil diskusi saya dengan Kepala Desa Langgongsari, Mas Rasim," kata anggota DPR RI Budiman Sudjatmiko di sela-sela kegiatan "Techno Village-Revolusi Teknologi dan Intelegensi dari Desa untuk Indonesia" di Balai Desa Langgongsari, Kecamatan Cilongok, Banyumas, Selasa (25/4).

Menurut dia, Kades Langgongsari Rasim memiliki inovasi untuk membuat taman pertanian yang akan dijadikan sebagai agrowisata dengan memanfaatkan Dana Desa dan dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Bulak Barokah Desa Langgongsari.

Karenanya, Budiman menyarankan agar Pemerintah Desa Langgongsari melalui BUMDes setempat untuk mulai berinvestasi dengan menghasilkan sumber daya manusia yang tangguh.

Dengan demikian, kata dia, sumber daya manusia di Desa Langgongsari dan desa-desa sekitar dapat mengelola uang dan berbisnis dengan cara yang cerdas.

"Oleh karena itu, sumber daya manusia Desa Langgongsari dan desa-desa sekitar harus dibina serta diperkenalkan dengan teknologi komputer, `e-commerce`, `e-government`, memperkenalkan kepada mereka bagaimana cara menjual produk-produk mereka maupun bagaimana cara membeli, dan memperkenalkan mereka dengan pengetahuan-pengetahuan untuk membuat aplikasi-aplikasi teknologi yang sederhana untuk memecahkan persoalan rakyat desa," kata anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR dari Daerah Pemilihan Jawa Tengah VIII (Banyumas dan Cilacap) itu.

Menurutnya, taman yang sudah mulai dibangun sejak 2015 itu nantinya selain menghasilkan bibit-bibit tanaman juga akan menghasilkan sumber daya manusia tangguh yang mampu mengelola keuangan dan sumber desa dengan berbasis teknologi.

Ia mengakui hal itu membutuhkan perubahan mental dari biasanya menerima menjadi memberi, dari selama ini mendapat bantuan menjadi berproduksi dan memasarkan produknya sendiri, serta perubahan lainnya.

"Bahkan, BUMDes Bulak Barokah Desa Langgongsari juga telah membuka usaha panti pijat. Ini kadesnya kreatif sehingga saya minta untuk membuat sekolahan yang menghasilkan ahli teknologi informatika," katanya.

Terkait dengan perubahan perilaku masyarakat, Budiman mengatakan adanya program pemerintah berupa revolusi mental. Selama ini, dia mengaku melihat program revolusi mental tersebut masih terlalu abstrak.

"Program revolusi mental ini mau kami `booming-kan`, bagaimana menciptakan manusia Indonesia yang produktif, kompetitif, sekaligus bisa bekerja sama, bisa solider satu sama lain, gotong royong diperkuat, mampu berkompetisi di level dunia," katanya.

Oleh karena itu, kata dia, taman yang sudah disiapkan telah disepakati menjadi Taman Mini Revolusi Mental sebagai penerjemahan program revolusi mental.

Sementara itu, Kades Langgongsari Rasim mengatakan wilayahnya merupakan salah satu desa miskin di Banyumas.

"Taman Revolusi Mental ini saya konsep berdasarkan hasil diskusi dengan Pak Budiman Sudjatmiko yang mengatakan desa-desa miskin di luar negeri bisa maju, mengapa di Indonesia tidak bisa," katanya.

Setelah adanya Dana Desa, pihaknya berupaya mengelolanya dengan prinsip "menggandakan uang", yakni mengemas seluruh potensi yang ada di Desa Langgongsari melalui agrowisata.

Pihaknya setuju dengan konsep yang disampaikan Budiman Sudjatmiko berupa Taman Mini Revolusi Mental karena dalam konsep agrowisata juga akan menggarap potensi pertanian, perkebunan, peternakan, industri rumah tangga, dan ditambah dengan teknologi informasi.

"Harapan saya, potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia dikemas di situ (Taman Mini Revolusi Mental, red)," katanya.

Ia mengatakan, agrowisata Taman Mini Revolusi Mental yang mulai dibangun sejak pencarian Dana Desa Tahun 2015 atau yang pertama kalinya berlokasi sekitar 800 meter sebelah utara Balai Desa Langgongsari.

Dari Dana Desa yang diterima Langgongsari sebesar Rp922 juta, alokasi untuk mendukung BUMDes dan pembuatan taman sebesar Rp912 juta.

"Dana pembangunan taman tersebut digunakan untuk penanaman bibit durian, bibit kelapa, petai, tempat pengolahan gula, biogas, kandang sapi, dan sebagainya. Kami menunggu Dana Desa Tahun 2017 yang akan digunakan untuk pembangunan gedung sebagai tempat pembinaan masyarakat," katanya. [sam]
1xx

Kolom Komentar

Artikel Lainnya

Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI)