Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI)

Fadli Zon: Warisan Fidel Castro Layak Dicontoh Indonesia

Laporan: Ruslan Tambak | Senin, 28 November 2016, 09:04 WIB
Fadli Zon: Warisan Fidel Castro Layak Dicontoh Indonesia

Fadli Zon/Net

. Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon menyampaikan ucapan duka kepada rakyat dan pemerintah Kuba atas meninggalnya Pemimpin Besar Kuba, Fidel Castro.

"Castro adalah salah satu pemimpin besar Dunia Ketiga. Pengaruhnya tidak kecil bagi sejarah politik dunia. Sehingga, meninggalnya Castro tentu merupakan sebuah kehilangan besar, bukan hanya bagi Kuba, tapi juga bagi masyarakat Dunia Ketiga secara umum," ucap Fadli, Senin (28/11).

Bagi Indonesia, kata Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra ini, Castro dan Kuba adalah sahabat dekat. Sesudah Revolusi Kuba 1959, Indonesia termasuk negara pertama yang segera membuka hubungan diplomatik dengan Kuba.

Bahkan, Presiden Soekarno merupakan kepala negara asing pertama yang mengunjungi Kuba sesudah berhasilnya penggulingan rezim Batista oleh gerakan revolusi yang dipimpin oleh Fidel Castro, Che Guevara, dan Raul Castro, yang kini menjadi Presiden Kuba.

"Jadi, hubungan kita dengan Castro dan Kuba sangat dekat," sebut Fadli.

"Nama Republik Indonesia pernah diabadikan menjadi nama tiga sekolah dasar di Havana, menyusul kunjungan Bung Karno ke Kuba, 9-14 Mei 1960. Itu menunjukkan besarnya respek yang diberikan Castro terhadap Indonesia dan juga Bung Karno. Sebagai cinderamata, pada saat kunjungan itu Bung Karno memberi Castro hadiah peci dan keris,” papar Fadli menambahkan.

Di bawah Castro, lanjut Fadli, Kuba memang sangat menghormati Indonesia. Hal itu tidak lepas dari kepeloporan Indonesia dalam menggalang solidaritas negara-negara Dunia Ketiga melalui Konferensi Asia Afrika, yang berhasil menjahit negara-negara berkembang agar tidak terkooptasi oleh dua blok besar yang bertarung pada masa Perang Dingin. Itu sebabnya dulu sesudah revolusi Kuba berhasil, Castro segera mengutus Che Guevara untuk mengunjungi Indonesia dan sejumlah negara Asia dan Afrika lainnya.

"Meski merupakan pemimpin negara komunis, Castro tak segan memberikan pembelaan terhadap Palestina, serta konsisten mengecam serta melawan segala bentuk intervensi Barat terhadap negara-negara Dunia Ketiga. Sikap berani yang layak dicontoh oleh pemimpin-pemimpin negara berkembang lainnya," ungkapnya.

Menurut Fadli, sebagai pemimpin, Castro berhasil memajukan Kuba, terutama melalui sektor pendidikan dan kesehatan. Bahkan, kebijakan pendidikan dan kesehatan Kuba kini diakui merupakan salah satu yang termaju di dunia. Melalui kebijakan pendidikan dan jaminan kesehatan gratis, Kuba saat ini memiliki tingkat literasi dan angka harapan hidup yang tinggi," jelas dia.

Sejak masa awal revolusi 1959, Castro memang memprioritaskan pendidikan dan kesehatan sebagai pilar baru Kuba. Hasilnya, pada 2006 WHO menyebut Kuba sebagai negara dengan proporsi pelayanan dokter terbaik per kapita di dunia. Dan mereka bukan hanya menjamin kesehatan masyarakatnya, namun juga mengekspor bantuan kemanusiaan dalam bentuk relawan dokter ke seluruh dunia. Berkali-kali misi kemanusiaan Kuba, misalnya, juga pernah membantu Indonesia. Seperti, saat Indonesia menghadapi tsunami Aceh pada 2004, atau gempa besar Yogya pada 2006. Kuba mengirimkan dokter-dokternya serta memberikan bantuan obat-obatan.

Tambah Fadli, saat ini ada sekitar 30 ribu pekerja medis Kuba tersebar di lebih dari 60 negara di dunia. Itu semua legacy yang ditinggalkan oleh Castro. Itu warisan yang layak dicontoh, termasuk oleh Indonesia.

"Hubungan dekat Indonesia dengan Castro dan Kuba di antaranya pernah diwakili oleh penerbitan seri perangko bergambar Soekarno, Fidel Castro dan Che Guevara pada 2008, serta penerbitan perangko 50 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Kuba pada 2010. Sehingga, sekali lagi, sebagai sahabat dekat, kita sangat merasa kehilangan dan berduka atas wafatnya mantan Presiden Castro," tutup Fadli, yang juga dikenal sebagai filatelis ini.

Pemimpin besar Kuba, Fidel Castro, meninggal dunia pada Jumat malam, 25 November 2016, sekitar pukul 22.29 waktu setempat. [rus]
1xx

Kolom Komentar

Artikel Lainnya

Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI)