Sekretaris Kementerian Koperasi (SesKemenkop) Ahmad Zabadi membuka acara Batang Nusantara Expo dan Kopdes (Koperasi Desa) Merah Putih Fest 2025. (Foto: Kemenkop)
. Sekretaris Kementerian Koperasi (SesKemenkop) Ahmad Zabadi membuka acara Batang Nusantara Expo dan Kopdes (Koperasi Desa) Merah Putih Fest 2025 dengan tema Transformasi Kabupaten Batang Menjadi Pusat Industri dan Jasa.
Acara ini menjadi tonggak penting dalam penguatan peran koperasi desa sebagai agregator produk lokal dan penahan derasnya arus impor.
Ahmad Zabadi menyatakan melalui gerai-gerai yang dikelola Koperasi Desa/ Kelurahan (Kopdes/ Kel) Merah Putih, seluruh produk lokal khususnya di wilayah Batang, Jawa Tengah akan dibantu akses pasar, akses pembiayaan, akses distribusi dan lain sebagainya.
“Yang kecil-kecil ini, yang mikro dan ultra mikro, harus diagregasi. Siapa agregatornya? Koperasi. Dari situlah hadir gagasan besar koperasi desa Merah Putih," ujar Ahmad Zabadi lewat keterangan resminya, Minggu, 28 Desember 2025.
Ia menegaskan bahwa Kopdes/Kel Merah Putih hadir sebagai solusi atas keterbatasan nelayan dan petani dalam mengakses bahan bakar maupun pupuk bersubsidi. Dengan adanya koperasi, nelayan dapat membeli solar sesuai harga resmi Rp6.800 per liter dan petani mendapatkan pupuk sesuai harga yang ditetapkan pemerintah.
Melalui koperasi desa, rantai distribusi dipotong sehingga nelayan, petani dan masyarakat pada umumnya dapat memperoleh kebutuhan dasar untuk kebutuhan peoduksiydan konsumsi sehari-hari sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET) atau harga yang ditetapkan pemerintah. Selama ini harga beberapa komoditas strategis kerap dipermainkan oleh para tengkulak sehingga merugikan masyarakat.
“Koperasi desa memastikan rakyat menikmati barang-barang subsidi seperti LPG, beras, hingga obat-obatan dengan harga sesuai ketetapan pemerintah,” ujar Zabadi.
Peran Kopdes/Kel Merah Putih desa tidak berhenti pada distribusi, tetapi juga menjadi bagian dari ekosistem industrialisasi. Produk lokal yang diserap koperasi akan diproses, dikemas, dan dipasarkan secara modern sehingga memberi nilai tambah bagi masyarakat desa.
Kopdes/Kel Merah Putih juga mendorong pengusaha lokal melakukan proses produksi secara massal untuk produk -produk dasar kebutuhan harian masyarakat. Dengan begitu ketergantungan terhadap produk impor dapat digantikan oleh produk lokal.
"Semua produk lokal harus diserap koperasi. Hasil panen cabai, beras, hingga ikan akan masuk cold storage, lalu dilakukan proses khusus sebelum masuk pasar modern atau di ekspor," katanya.
Kopdes/Kel Merah Putih juga ditugaskan menyelenggarakan program makan bergizi gratis (MBG) bagi anak-anak. Presiden menekankan agar bahan baku program ini tidak berasal dari impor, melainkan dari produksi lokal yang dikonsolidasi koperasi.
Dalam konteks ini, koperasi desa akan mengagregasi peternak sapi perah untuk memenuhi kebutuhan susu lokal. Produk masyarakat desa menjadi prioritas utama dalam penyediaan bahan pangan bergizi.
Dengan visi besar tersebut, maka Kementerian Koperasi (Kemenkop) bersama lintas sektor lainnya khususnya PT Agrinas Pangan Nusantara dan TNI melakukan percepatan pembangunan gerai, gudang dan sarana pendukung lainnya Kopdes/Kel Merah Putih di seluruh wilayah di Indonesia.