Berita

Ilustrasi (Artificial Intelogence)

Politik

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

SABTU, 20 DESEMBER 2025 | 12:33 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Di saat gema Peringatan Hari Migran Internasional masih terasa, sebuah serangan tak kasat mata menghantam ruang digital. 

Voice Indonesia yang sejauh ini cukup vokal menyuarakan nasib buruh migran, menjadi sasaran serangan siber sistematis tak lama setelah merilis laporan kritis mengenai perdagangan orang dan kerja paksa (CATAHU SBMI 2025).

Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) tidak tinggal diam. Mereka melontarkan kecaman keras dan berdiri di garis depan untuk membela hak publik atas informasi.


Bagi Ketua Umum SBMI, Hariyanto Suwarno, serangan ini bukan sekadar eror pada sistem, melainkan ancaman nyata terhadap kebebasan berpendapat.

"Ini adalah bagian dari pola pembungkaman terhadap suara-suara kritis yang berani mengungkap gelapnya praktik eksploitasi dan kegagalan negara dalam melindungi warganya di luar negeri," tegas Hariyanto dalam keterangannya di Jakarta, dikutip Sabtu 20 Desember 2025.

SBMI memandang intimidasi digital ini sebagai upaya menutupi borok perdagangan manusia. Namun, Hariyanto memastikan bahwa upaya tersebut sia-sia, karena semangat advokasi tidak akan bisa dipadamkan hanya dengan merusak sebuah situs.

Layar situs VoiceIndonesia.co sempat membeku. Pemimpin Redaksi mengungkapkan bahwa gangguan mulai terjadi secara masif pada Jumat 19 Desember 2025 sekitar pukul 10.09 WIB. Pengunjung situs justru disambut notifikasi dingin “Your country is not allowed to access this resource”.

Pesan tersebut seolah menjadi simbol dari upaya memutus akses rakyat terhadap kebenaran yang sedang diperjuangkan.

Redaksi Voice Indonesia kini berjibaku memulihkan sistem dan memperkuat benteng digital mereka.

"Kami tidak akan mundur selangkah pun," pungkas Anton Sahadi, Pemimpin Redaksi Voice Indonesia. 

Baginya, serangan ini justru menjadi pengingat betapa krusialnya informasi yang mereka sampaikan bagi masyarakat luas dan para buruh migran yang tengah berjuang mencari keadilan.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

UPDATE

Tiga Jaksa di Banten Diberhentikan Usai jadi Tersangka Dugaan Pemerasan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:59

Bakamla Kukuhkan Pengawak HSC 32-05 Tingkatkan Keamanan Maritim

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:45

Ketum HAPPI: Tata Kelola Sempadan Harus Pantai Kuat dan Berkeadilan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:05

11 Pejabat Baru Pemprov DKI Dituntut Bekerja Cepat

Sabtu, 20 Desember 2025 | 04:51

Koperasi dan Sistem Ekonomi Alternatif

Sabtu, 20 Desember 2025 | 04:24

KN Pulau Dana-323 Bawa 92,2 Ton Bantuan ke Sumatera

Sabtu, 20 Desember 2025 | 03:50

Mutu Pangan SPPG Wongkaditi Barat Jawab Keraguan Publik

Sabtu, 20 Desember 2025 | 03:25

Korban Bencana yang Ogah Tinggal di Huntara Bakal Dikasih Duit Segini

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:59

Relawan Pertamina Jemput Bola

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:42

Pramono dan Bang Doel Doakan Persija Kembali Juara

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:25

Selengkapnya