Berita

Ilustrasi (Artifixial Inteligence)

Dunia

Trump Teken Perintah Eksekutif Pelonggaran Ganja

JUMAT, 19 DESEMBER 2025 | 14:30 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump resmi menandatangani perintah eksekutif untuk melonggarkan aturan federal terkait ganja. 

Langkah ini membuka jalan bagi pemerintah AS untuk menurunkan status ganja dari kategori obat paling berbahaya (Schedule I) ke kategori yang dianggap lebih rendah risikonya (Schedule III). Ini sejajar dengan obat pereda nyeri tertentu, ketamin, dan testosteron. Jika benar-benar diterapkan, ini akan menjadi salah satu perubahan kebijakan ganja terbesar di AS dalam beberapa dekade.

Perubahan status ini berpotensi mengubah industri ganja secara besar-besaran, mulai dari memperluas riset medis, mengurangi hukuman pidana, hingga membuka akses pendanaan dan perbankan yang selama ini tertutup. 
Meski begitu, ganja tetap ilegal secara federal dan masih tunduk pada aturan berbeda-beda di tiap negara bagian. Pemerintah juga menegaskan bahwa keputusan ini belum cukup tanpa persetujuan Kongres untuk menciptakan aturan yang benar-benar stabil.

Meski begitu, ganja tetap ilegal secara federal dan masih tunduk pada aturan berbeda-beda di tiap negara bagian. Pemerintah juga menegaskan bahwa keputusan ini belum cukup tanpa persetujuan Kongres untuk menciptakan aturan yang benar-benar stabil.
Trump mengatakan kebijakan ini didorong oleh kebutuhan medis sebagian pasien. “Banyak orang yang sangat menderita dan benar-benar membutuhkan ini,” ujar Trump, dikutip dari Reuters, Jumat 19 Desember 2025.

Namun ia menegaskan dirinya pribadi tidak tertarik menggunakan ganja dan tetap menilai zat terkontrol memiliki risiko. Fokus utama pemerintah, menurut pejabat senior, adalah memperluas penelitian medis untuk memahami manfaat dan risikonya.

Kebijakan ini memicu reaksi politik yang terbelah. Pemimpin Demokrat di Senat, Chuck Schumer, menyambut baik langkah tersebut. Sebaliknya, puluhan politisi Partai Republik menentangnya dan memperingatkan bahwa kebijakan ini bisa memberi “sinyal yang salah kepada anak-anak”, memperkuat kartel narkoba, dan membahayakan keselamatan publik.

Di pasar keuangan, saham perusahaan ganja sempat menguat setelah pengumuman tersebut, tetapi kemudian berbalik turun karena investor kecewa kebijakan ini tidak menyertakan akses perbankan khusus bagi industri ganja.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

UPDATE

Pesan Ketum Muhammadiyah: Fokus Tangani Bencana, Jangan Politis!

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:13

Amanat Presiden Prabowo di Upacara Hari Bela Negara

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:12

Waspada Banjir Susulan, Pemerintah Lakukan Modifikasi Cuaca di Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:05

Audit Lingkungan Mendesak Usai Bencana di Tiga Provinsi

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:04

IHSG Menguat, Rupiah Dibuka ke Rp16.714 Pagi Ini

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:59

TikTok Akhirnya Menyerah Jual Aset ke Amerika Serikat

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:48

KPK Sita Ratusan Juta Rupiah dalam OTT Kepala Kejari HSU

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:28

Bursa Asia Menguat saat Perhatian Investor Tertuju pada BOJ

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:19

OTT Kalsel: Kajari HSU dan Kasi Intel Digiring ke Gedung KPK

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:05

Mentan Amran: Stok Pangan Melimpah, Tak Ada Alasan Harga Melangit!

Jumat, 19 Desember 2025 | 08:54

Selengkapnya