Berita

Bank Indonesia. (Foto: Istimewa)

Bisnis

BI Ramal Ekonomi Global Tumbuh 3,2 Persen di Akhir Tahun 2025

RABU, 17 DESEMBER 2025 | 19:18 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Bank Indonesia (BI) memprediksi pertumbuhan ekonomi global pada 2025 akan mencapai 3,2 persen. Angka ini naik dari proyeksi sebelumnya sebesar 3,1 persen.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, perbaikan ekonomi global di akhir tahun sedikit membaik terutama ditopang oleh menguatnya kinerja perekonomian Jepang dan India. Penguatan tersebut didorong oleh konsumsi rumah tangga yang solid serta dukungan stimulus fiskal. 

Sementara itu, prospek ekonomi kawasan Eropa dinilai masih cukup baik, didukung konsumsi domestik, investasi, serta kondisi ketenagakerjaan yang relatif terjaga.


“Perekonomian global dalam jangka pendek sedikit membaik, namun dengan ketidakpastian yang masih tinggi. Pertumbuhan ekonomi dunia pada 2025 diperkirakan menjadi sekitar 3,2 persen,” ujar Perry dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI di Jakarta, Rabu 17 Desember 2025.

Di sisi lain, perekonomian Amerika Serikat (AS) pada 2025 diperkirakan tetap melambat. Perlambatan tersebut dipengaruhi dampak sementara kebijakan penutupan pemerintahan (government shutdown) serta melemahnya pasar tenaga kerja. Selain itu, prospek ekonomi China juga terus melambat seiring lemahnya permintaan domestik.

Sementara memasauki 2026, BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi global kembali melemah ke kisaran 3 persen. Pelemahan ini dipengaruhi dampak lanjutan kebijakan tarif resiprokal AS serta meningkatnya kerentanan rantai pasok global.

Di pasar keuangan internasional, suku bunga acuan AS atau Fed Funds Rate telah turun 25 basis poin pada Desember 2025, sehingga ruang penurunan lanjutan dinilai semakin terbatas. 

Sementara itu, imbal hasil US Treasury tenor dua tahun cenderung meningkat, sedangkan yield tenor 10 tahun tetap tinggi seiring bertambahnya beban utang pemerintah AS.

Kondisi tersebut, kata Perry akan membuat indeks dolar AS (DXY) bertahan di level tinggi dan aliran masuk modal asing ke negara berkembang, termasuk emerging market, masih terbatas.

Ke depan, masih kata Perry, ketidakpastian perekonomian global diperkirakan tetap tinggi dengan prospek pertumbuhan ekonomi dunia yang masih lemah. 

"Kondisi ini memerlukan kewaspadaan serta penguatan respons kebijakan untuk menjaga ketahanan ekonomi domestik dari dampak perlambatan global dan mendorong pertumbuhan yang lebih tinggi di dalam negeri,” tandasnya.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

Distribusi Bantuan di Teluk Bayur

Minggu, 07 Desember 2025 | 04:25

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

UPDATE

RUU Koperasi Diusulkan Jadi UU Sistem Perkoperasian Nasional

Rabu, 17 Desember 2025 | 18:08

Rosan Update Pembangunan Kampung Haji ke Prabowo

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:54

Tak Perlu Reaktif Soal Surat Gubernur Aceh ke PBB

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:45

Taubat Ekologis Jalan Keluar Benahi Kerusakan Lingkungan

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:34

Adimas Resbob Resmi Tersangka, Terancam 10 Tahun Penjara

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:25

Bos Maktour Travel dan Gus Alex Siap-siap Diperiksa KPK Lagi

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:24

Satgas Kemanusiaan Unhan Kirim Dokter ke Daerah Bencana

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:08

Pimpinan MPR Berharap Ada Solusi Tenteramkan Warga Aceh

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:49

Kolaborasi UNSIA-LLDikti Tingkatkan Partisipasi Universitas dalam WURI

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:45

Kapolri Pimpin Penutupan Pendidikan Sespim Polri Tahun Ajaran 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:42

Selengkapnya