Berita

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia (Foto: RMOL/Hani Fatunnisa)

Politik

Bahlil Setuju Papua Bisa Dijadikan Wilayah Penghasil Etanol

RABU, 17 DESEMBER 2025 | 12:24 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyatakan dukungannya terhadap wacana menjadikan Papua sebagai salah satu wilayah penghasil bahan baku etanol nasional. 

Hal tersebut sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto terkait penguatan swasembada energi dan pengurangan ketergantungan impor bahan bakar minyak (BBM).

Bahlil menjelaskan bahwa swasembada energi yang disinggung Presiden mencakup optimalisasi seluruh potensi energi yang dimiliki Indonesia, baik fosil maupun energi nabati.


Ia mencontohkan kebijakan campuran biodiesel yang terus ditingkatkan pemerintah, mulai dari B40 hingga rencana B50. Menurutnya, kebijakan tersebut membutuhkan ketersediaan bahan baku yang semakin besar.

“Kalau kita bicara tentang B40, B50 itu kan campuran dari FAME. FAME itu sawit atau CPO dengan metanol dicampur solar. Ke depan kita mau dorong B50, maka potensi untuk penambahan bahan baku semakin tinggi,” jelasnya dalam sebuah pernyataan di Istana Merdeka Jakarta, seperti dikutip pada Rabu, 17 Desember 2025.

Selain biodiesel, Bahlil juga menyoroti masih tingginya impor bensin. Untuk itu, pemerintah tengah mendorong program mandatori campuran etanol pada bensin, seperti E-10, E-20, hingga E-30.

“Di satu sisi untuk bensin impor kita masih banyak, maka yang harus kita lakukan adalah membuat program mandatori E-10, E-20, atau E-30. Bahan bakunya adalah etanol,” katanya.

Ia menegaskan, etanol dapat diproduksi dari berbagai komoditas pertanian, seperti singkong, jagung, dan tebu. Papua, menurut Bahlil, memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai salah satu sentra bahan baku etanol tersebut.

“Etanol itu dari mana? Dari singkong, jagung, kemudian tebu dan berbagai bahan baku lain. Saya pikir Papua salah satu wilayah yang bisa dijadikan sebagai bagian dari produksi bahan baku etanol,” tegasnya.

Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto dalam rapat bersama Komite Eksekutif Percepatan Otonomi Khusus Papua di Istana Negara, Selasa, 16 Desember 2025, mengarahkan pengembangan kelapa sawit di Papua sebagai bagian dari strategi nasional mengurangi impor BBM yang nilainya telah mencapai sekitar Rp520 triliun.

“Nanti berharap di daerah Papua pun harus ditanam kelapa sawit supaya bisa menghasilkan juga BBM dari kelapa sawit,” kata Prabowo.

Selain sawit, Presiden juga mengusulkan pengembangan tebu dan singkong untuk diolah menjadi etanol sebagai bahan bakar alternatif. 

Menurutnya, kebijakan tersebut tidak hanya memperkuat kemandirian energi nasional, tetapi juga mendorong kemandirian daerah serta menghemat anggaran negara.

“Dengan demikian kita akan menghemat ratusan triliun untuk subsidi, ratusan triliun untuk impor BBM dari luar negeri,” pungkas Prabowo.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

Distribusi Bantuan di Teluk Bayur

Minggu, 07 Desember 2025 | 04:25

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

UPDATE

Kreditur Tak Boleh Cuci Tangan: OJK Perketat Aturan Penagihan Utang Pasca Tragedi Kalibata

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:15

Dolar Melemah di Tengah Data Tenaga Kerja AS yang Variatif

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:00

Penghormatan 75 Tahun Pengabdian: Memori Kolektif Haji dalam Buku Pamungkas Ditjen PHU

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:48

Emas Menguat Didorong Data Pengangguran AS dan Prospek Pemangkasan Suku Bunga Fed

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:23

Bursa Eropa Tumbang Dihantam Data Ketenagakerjaan AS dan Kecemasan Global

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:01

Pembatasan Truk saat Nataru Bisa Picu Kenaikan Biaya Logistik

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:46

Dokter Tifa Kecewa Penyidik Perlihatkan Ijazah Jokowi cuma 10 Menit

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:35

Lompatan Cara Belajar

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:22

Jakarta Hasilkan Bahan Bakar Alternatif dari RDF Plant Rorotan

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:11

Dedi Mulyadi Larang Angkot di Puncak Beroperasi selama Nataru

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:48

Selengkapnya